Cite This        Tampung        Export Record
Judul BULETIN INOVASI PERTANIAN VOL.2 NO. 1 2016 PERSEPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH PADA LAHAN KERING DI KECAMATAN TAPUNG, KAMPAR, PROVINSI RIAU / BPTP RIAU
Pengarang Dian Pratama
Sri Swastika
Penerbitan Pekanbaru : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, 2016
Deskripsi Fisik 9 hlm. :ils.
ISSN 1970-0805
Subjek Dian Pratama
Abstrak ABSTRAK Provinsi Riau saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan bawang merah yaitu sebesar 14.500 ton pertahun dan masih mengandalkan pasokan dari luar Provinsi Riau karena produksi hanya 140 ton atau hanya 0,96% dari kebutuhan bawang merah. Untuk mengatasi kelangkaan maka pemerintah Kabupaten Kampar menggalakkan program pengembangan bawang merah dengan mengoptimalkan potensi kesesuaian sumberdaya alam, ketersediaan lahan dan tenaga kerja untuk mendukung Kabupaten Kampar sebagai sentra bawang merah di Sumatera. Sehubungan dengan itu dilakukan penelitian yang bertujuan mengetahui persepsi petani terhadap teknologi budidaya bawang merah pada lahan kering dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, lokasi bertempat di Desa Gading Sari, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar pada bulan Oktober tahun 2015. Pengambilan sampel secara purposive random sampling sebanyak 32 petani sebagai responden. Hasil analisis persepsi menunjukkan bahwa 18 responden (56,25%) petani
Bentuk Karya Tidak ada kode yang sesuai
Target Pembaca Tidak ada kode yang sesuai

 
#Edisi SerialTanggal terbit edisi serialEksemplar
Tidak ada data yang ditemukan.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000000162
005 20220523125651
007 ta
008 220523################|##########|#|##
022 # # $a 1970-0805
035 # # $a 0010-0522000003
100 0 # $a Dian Pratama
245 1 # $a BULETIN INOVASI PERTANIAN VOL.2 NO. 1 2016 PERSEPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH PADA LAHAN KERING DI KECAMATAN TAPUNG, KAMPAR, PROVINSI RIAU /$c BPTP RIAU
260 # # $a Pekanbaru :$b Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian,$c 2016
300 # # $a 9 hlm. : $b ils.
310 $a Vol. 2 No. 1 (2016)
520 # # $a ABSTRAK Provinsi Riau saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan bawang merah yaitu sebesar 14.500 ton pertahun dan masih mengandalkan pasokan dari luar Provinsi Riau karena produksi hanya 140 ton atau hanya 0,96% dari kebutuhan bawang merah. Untuk mengatasi kelangkaan maka pemerintah Kabupaten Kampar menggalakkan program pengembangan bawang merah dengan mengoptimalkan potensi kesesuaian sumberdaya alam, ketersediaan lahan dan tenaga kerja untuk mendukung Kabupaten Kampar sebagai sentra bawang merah di Sumatera. Sehubungan dengan itu dilakukan penelitian yang bertujuan mengetahui persepsi petani terhadap teknologi budidaya bawang merah pada lahan kering dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, lokasi bertempat di Desa Gading Sari, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar pada bulan Oktober tahun 2015. Pengambilan sampel secara purposive random sampling sebanyak 32 petani sebagai responden. Hasil analisis persepsi menunjukkan bahwa 18 responden (56,25%) petani memiliki persepsi yang baik dan 14 responden (43,75%) memiliki persepsi yang kurang baik terhadap teknologi budidaya bawang merah pada lahan kering. Aspek keuntungan relatif, teknologi budidaya bawang merah ini menguntungkan dan meningkatkan penghasilan petani. Teknologi mudah diaplikasikan, dapat dicoba pada skala kecil, hasilnya dapat diamati dalam waktu singkat dan tidak bertentangan dengan kebiasaan petani setempat. Dari hasil analisis regresi berganda, secara agregat diketahui pengetahuan petani tentang teknologi budidaya bawang merah mempengaruhi sebesar 83,7% terhadap persepsi petani. Kata Kunci : Persepsi, teknologi budidaya, bawang merah ABSTRACT Currently, Riau Province is not able to provide shallot for domestic need which is about 14,500 tons per year and still relies on supplies from other areas. It is because of the production only 140 tons or 0.96% from the needs of shallots. To overcome this, Kampar Regency government launched a program to develop the shallot cultivation by optimizing thepotential of natural resources, availability of land and workers to support Kampar Regency as the shallots center in Sumatra. Therefore, the research was conducted to determine the farmer’s perception of shallot cultivation technology on dry land and the factors that influence this perception. This research was used descriptive analytical method in Gading Sari Village, Tapung District, Kampar Regency in October 2015. The samples were collected through purposive random sampling using 32 farmers as respondent. The result of perception analysis showed that 18 respondents (56.25%) had a good perception and 14 respondents (43.75%) had a poor perception of shallot cultivation technology on dry land. From the relative advantage aspect, shallot cultivation technology is profitable and increase farmers' incomes. Technology is easy to apply, can be tried out on a small-scale, the results can be observed in a short time and does not discord with the custom of local farmers. From the multiple linear regression analysis results known that knowledge of farmers on farming technology affecting 83,7% the shallot farmersperception. Keywords : Perception, cultivation technology, shallot
600 # 4 $a Dian Pratama
700 0 # $a Sri Swastika
No Nama File Nama File Format Flash Format File Action
1 Buletin 2.2.pdf Buletin. 2.2pdf. pdf Baca Online
Content Unduh katalog