|
520
|
#
|
#
|
$a ABSTRAK
Uji adaptasi beberapa varietas bawang merah dari umbi TSS dilakukan di Desa Temusai, Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak, mulai bulan Maret - Juli 2018. Varietas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tuk-Tuk, Lokananta dan Sanren. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan enam ulangan, benih yang digunakan berdiameter >1,8 cm atau berbobot ±10 gram, jarak tanam yang digunakan adalah 15x15 cm. Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa varietas bawang merah yang berasal dari umbi TSS dan mendapatkan varietas yang memiliki produksi tinggi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, serta sesuai dengan iklim di Provinsi Riau, khususnya di Kabupaten Siak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas unggul adalah varietas Sanren (4,6033 kg /m2 umbi kering dan 3,1063 kg umbi kering) diikuti oleh varietas Lokananta (3,9467 kg/m2 umbi basah dan 2,6826 umbi kering), varietas tuk-tuk terakhir (3,1833 kg/m2 umbi basah dan 2.1642 umbi kering). Persentase penyusutan untuk semua varietas relatif sama, yaitu sekitar 32%. Secara umum, ketiga varietas yang diuji terbukti sesuai untuk dikembangkan di Kabupaten Siak karena dapat beradaptasi dengan baik dengan kondisi iklim di Kabupaten Siak.
Kata kunci: Bawang merah, varietas dan adaptasi.
ABSTRACT
Adaptation test of several shallot varieties from TSS tubers was carried out in Temusai Village, Bunga Raya District, Siak Regency, condurated at March - July 2018. The varieties used in this study were Tuk-Tuk, Lokananta and Sanren. The study used a completely randomized design with six replications. The seeds used were in diameter > 1.8 cm or weighted + 10 gram, the planting space used is 15x15 cm. This study aims to examine several varieties of shallots derived from TSS tubers and obtain high production varieties pests and diseases, as well as according to the climate in Riau Province, especially in Siak regency. The results showed that the highest yielding varieties were Sanren Varieties (4.60kg / m2 wet tuber and 3.10 kg dried tuber) followed by Lokananta Varieties (3.95 kg / m2 wet tuber and 2.68 dried tuber), the last Tuk-Tuk Varieties (3.18 kg/m2 of wet tuber and 2,16 dried tuber). The percentage of shrinkage weight for all varieties is relatively the same, which is about 32%. Generaly, the three varieties tested proved to be suitable for development in Siak Regency, because they can adapt well to the climatic conditions in Siak Regency.
Keywords: Shallot, varieties and adaptations
|
