520
|
#
|
#
|
$a ABSTRAK
Sektor pertanian memegang peranan penting terhadap struktur ekonomi Kabupaten Rokan Hilir (50%), menopang sektor industri dan perdagangan. Komoditas pertanian unggulan terdiri atas kelapa sawit, karet, dan kelapa dalam serta beberapa komoditas penunjang antara lain: padi, jagung, dan keladi ungu. Keladi (Jawa: talas) ungu banyak dibudidayakan petani di Kecamatan Sinaboi, Kabupaten Rokan Hilir dengan luas areal sekitar 450 ha. Pendapatan petani yang diperoleh dari hasil usahatani keladi saat ini sekitar 20-30 juta per hektar per musim (delapan bulan) atau rata-rata 2,50-3,75 juta per bulan (Tinta Riau, 2016). Hasil tersebut masih bisa ditingkatkan melalui inovasi teknologi dan kelembagaan serta kebijakan pemerintah daerah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian/pengkajian. Tujuan penelitian adalah 1) memperoleh data dan informasi karakteristik usahatani keladi ungu di Kecamatan Sinaboi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, dan 2) menghasilkan rumusan strategi, arah, dan kebijakan pengembangan keladi ungu di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya keladi ungu yang dilaksanakan petani di Kecamatan Sinaboi sangat potensial untuk dikembangkan. Meskipun produktivitasnya masih rendah, namun secara finansial menguntungkan. Arah pengembangan keladi ungu yang harus dilakukan antara lain: 1) mempertahankan dan meningkatkan luas lahan usahatani; 2) meningkatkan pengetahuan dibidang teknologi budidaya keladi ungu (sarana dan prasarana tersedia) untuk meningkatkan produktivitas, produksi, dan kualitas; dan 3) mengembangkan usaha pengolahan pasca panen keladi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing. Untuk dapat mewujudkan pengembangan usahatani keladi ungu di Kecamatan Sinaboi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau secara berkelanjutan perlu kebijakan pemerintah daerah antara lain: 1) mempertahankan lahan usahatani keladi ungu agar tidak dialih fungsikan dengan mengeluarkan Perda (lahan abadi) dan 2) menjadikan keladi ungu; sumber daya genetik/SDG (varietas) Kecamatan Sinaboi, sebagai komoditas unggulan (ikon) Kabupaten Rokan Hilir.
Kata Kunci:
ABSTRACT
The agricultural sector plays an important role in the economic structure of Rokan Hilir Regency (50%), supporting the industrial and trade sectors. The superior agricultural commodities consist of: oil palm, rubber and coconut, and several supporting commodities, including: rice, corn, and purple taro. Keladi (Java: Talas) is cultivated by many farmers in Sinaboi District, Rokan Hilir Kabapuaten with an area of about 450 ha. The farmer's income obtained from the current taro farming is around 20-30 million per hectare per season (eight months) or an average of 2.50-3.75 million per month (Tinta Riau, 2016). These results can still be improved through technological innovation and institutions as well as local government policies. Therefore, research / assessment needs to be done. The research objectives were (1) to obtain data and information on characteristics of purple taro farming in Sinaboi District, Rokan Hilir Regency, Riau Province, and (2) to produce a strategy, direction, and policy for developing purple taro in Rokan Hilir Regency, Riau Province. The results showed that the Purple Keladi cultivation carried out by farmers in Sinaboi District was very potential to be developed. Although productivity is still low, it is financially profitable. The direction of developing purple taro that must be done include: (1) maintaining and increasing the area of farming land; (2) increasing knowledge in the field of purple taro cultivation technology (facilities and infrastructure available) to increase productivity, production and quality; and (3) developing business activities for post-harvest taro to increase added value and competitiveness. To be able to realize the development of Keladi Ungu farming in Sinaboi District, Rokan Hilir Regency, Riau Province in a sustainable manner needs local government policies, among others: (1) maintaining purple taro farming so that it is not converted by issuing Perda (eternal land) and (2) making purple taro; genetic resources / SDG (varieties) of Sinaboi District, as the leading commodity (Icon) of Rokan Hilir Regency.
Keywords: purple taro, strategy, policy
|