| Judul | Petani di tanah merdeka / Entang Sastraatmadja |
| Pengarang | Sastraatmadja Entang |
| EDISI | 1 |
| Penerbitan | Bogor : Petani Center HA IPB, 2006 |
| Deskripsi Fisik | XVI, 216 Hlm |
| ISBN | 979-25-5440-8 |
| Subjek | Indonesia Pertanian Rak Sastra |
| Abstrak | Suara petani adalah bagian dari suara bangsa Petani sebagai anak bangsa tentu memiliki kata hati" Petani pasti berkeinginan un tuk hidup secara mandiri, maju, tangguh, dan layak. Petani menjadi sisi yang cukup penting dari perjalanan sebuah bangsa. Dan perjalan an bangsa dapat disebut berhasil jika dan hanya jika petaninya mam pu hidup sejahtera. Di tanah merdeka ini, petani bukanlah bagian dari anak bang- sa yang suasana hidupnya terus menerus didera penderitaan. Petard bukan "korban kebijakan" Petani tidak pantas untuk dimarjinalkan Sebab itu, adagium yang menyatakan kondisi petani laksana "mena ngis tapi tak berair" mau pun berteriak tapi tak bersuara", sudah se pantasnya kita ganti dengan ungkapan yang lebih indah. Dalam konteks berpikir yang demikian inilah, saya mencoba merajut berbagai fenomena, baik yang diolah berdasarkan kajian lite ratur atau temuan di lapangan, sebagai salah satu wujud "kepedu- lian" sekaligus "kegundahan terhadap nasib dan kehidupan petani di negeri ini. Petani di Tanah |
| Bahasa | Indonesia |
| Bentuk Karya | Bukan fiksi atau tidak didefinisikan |
| Target Pembaca | Umum |
| No Barcode | No. Panggil | Akses | Lokasi | Ketersediaan |
|---|---|---|---|---|
| 000000017800 | 630 SAS p | Dapat dipinjam | Perpustakaan BSIP Jakarta - Ruang Baca Umum | Tersedia |
| Tag | Ind1 | Ind2 | Isi |
| 001 | INLIS000000000001529 | ||
| 005 | 20240729092306 | ||
| 007 | ta | ||
| 008 | 240729################g##########0#ind## | ||
| 020 | # | # | $a 979-25-5440-8 |
| 035 | # | # | $a 0010-0224000499 |
| 082 | # | # | $a 630 |
| 084 | # | # | $a 630 SAS p |
| 100 | 1 | # | $a Sastraatmadja Entang |
| 245 | 1 | # | $a Petani di tanah merdeka /$c Entang Sastraatmadja |
| 250 | # | # | $a 1 |
| 260 | # | # | $a Bogor :$b Petani Center HA IPB,$c 2006 |
| 300 | # | # | $a XVI, 216 Hlm |
| 520 | # | # | $a Suara petani adalah bagian dari suara bangsa Petani sebagai anak bangsa tentu memiliki kata hati" Petani pasti berkeinginan un tuk hidup secara mandiri, maju, tangguh, dan layak. Petani menjadi sisi yang cukup penting dari perjalanan sebuah bangsa. Dan perjalan an bangsa dapat disebut berhasil jika dan hanya jika petaninya mam pu hidup sejahtera. Di tanah merdeka ini, petani bukanlah bagian dari anak bang- sa yang suasana hidupnya terus menerus didera penderitaan. Petard bukan "korban kebijakan" Petani tidak pantas untuk dimarjinalkan Sebab itu, adagium yang menyatakan kondisi petani laksana "mena ngis tapi tak berair" mau pun berteriak tapi tak bersuara", sudah se pantasnya kita ganti dengan ungkapan yang lebih indah. Dalam konteks berpikir yang demikian inilah, saya mencoba merajut berbagai fenomena, baik yang diolah berdasarkan kajian lite ratur atau temuan di lapangan, sebagai salah satu wujud "kepedu- lian" sekaligus "kegundahan terhadap nasib dan kehidupan petani di negeri ini. Petani di Tanah Merdeka adalah kumpulan pikiran yang se bagian sempat dimuat di berbagai media cetak, sebagian tersebar se bagai bahan seminar, lokakarya dan dialog, dan ada juga yang meru- pakan hasil pantauan langsung di lapangan. Sebagai kumpulan pe- mikiran, buku ini sangat bersifat dinamis. Arus pemikiran tentu akan berlangsung terus. Pikiran-pikiran cerdas dituntut untuk tetap ber- munculan. Sebab, walau pun perlu diuji bahkan penting dikaitkan dengan tanda-tanda zaman, saya tetap optimis, sebagai anak bangsa petani harus memiliki "kedaulatan". Secara tegas, dalam harapannya Mas Wijan menyebutkan bahwa kedaulatan petani adalah demokrasi ekonomi |
| 650 | # | 4 | $a Rak Sastra |
| 651 | # | 4 | $a Indonesia Pertanian |
| 990 | # | # | $a 000000017800 |
Content Unduh katalog
Karya Terkait :