Cite This        Tampung        Export Record
Judul idrus dari ave maria ke jalan lain ke roma / idrus
Pengarang idrus
Penerbitan Jakarta : PT balai pustaka, 1948
Deskripsi Fisik xvi, 176 Hlm :ilus ;21 Cm
ISBN 979-407-218-4
Subjek fiksi
Rak Sastra
Abstrak S astra tidak dibawa malaikat dari langit. Sastra tidak datang begitu saja. Ia lahir melalui proses pergulatan sastrawan dengan kondisi sosial-budaya zamannya. Maka, membaca karya sastra hakikatnya membaca keadaan masyarakat dan budaya yang terungkap dalam karya itu. Jadi, sastra menyimpan pemikiran sastrawannya juga. Perjalanan sejarah sastra Indonesia, tidak dapat dilepaskan dari peranan Balai Pustaka. Khazanah kesusastraan yang diterbitkan Balai Pustaka ibarat harta kebudayaan bangsa. Maka, membaca seri sastra adiluhung yang diterbitkan Balai Pustaka ini, tidak hanya sebagai usaha menelusuri kembali jejak masa lalu tentang kondisi sosial budaya zamannya, tetapi juga coba menelisik pemikiran pengarangnya sekaligus. Dengan begitu, kita akan menemukan banyak hal yang sekarang ini mungkin hanya ada dalam catatan sejarah. Dengan pemahaman itu, pembelajaran sastra di sekolah dengan memanfaatkan seri sastra adiluhung ini, penting artinya. Kita akan mengetahui jejak sastra Indonesia ke belakang dan perjalana
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Fiksi (tidak dijelaskan secara khusus)
Target Pembaca Umum

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000001772 813 IDR i Dapat dipinjam Perpustakaan BSIP Jakarta - Ruang Baca Umum Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000001505
005 20240729092010
007 ta
008 240729################g##########1#ind##
020 # # $a 979-407-218-4
035 # # $a 0010-0224000475
082 # # $a 813
084 # # $a 813 IDR i
100 0 # $a idrus
245 1 # $a idrus dari ave maria ke jalan lain ke roma /$c idrus
260 # # $a Jakarta :$b PT balai pustaka,$c 1948
300 # # $a xvi, 176 Hlm : $b ilus ; $c 21 Cm
520 # # $a S astra tidak dibawa malaikat dari langit. Sastra tidak datang begitu saja. Ia lahir melalui proses pergulatan sastrawan dengan kondisi sosial-budaya zamannya. Maka, membaca karya sastra hakikatnya membaca keadaan masyarakat dan budaya yang terungkap dalam karya itu. Jadi, sastra menyimpan pemikiran sastrawannya juga. Perjalanan sejarah sastra Indonesia, tidak dapat dilepaskan dari peranan Balai Pustaka. Khazanah kesusastraan yang diterbitkan Balai Pustaka ibarat harta kebudayaan bangsa. Maka, membaca seri sastra adiluhung yang diterbitkan Balai Pustaka ini, tidak hanya sebagai usaha menelusuri kembali jejak masa lalu tentang kondisi sosial budaya zamannya, tetapi juga coba menelisik pemikiran pengarangnya sekaligus. Dengan begitu, kita akan menemukan banyak hal yang sekarang ini mungkin hanya ada dalam catatan sejarah. Dengan pemahaman itu, pembelajaran sastra di sekolah dengan memanfaatkan seri sastra adiluhung ini, penting artinya. Kita akan mengetahui jejak sastra Indonesia ke belakang dan perjalanannya sampai ke masa sekarang. Kita juga dapat menyentuh bidang lain: bahasa, sejarah, sosiologi, antropologi, geografi, bahkan juga politik yang berlaku pada waktu itu. Memang, dalam karya sastra-bidang itu-disinggung untuk kepentingan jalinan cerita. Tetapi justru di situlah, sisi lain makna karya sastra menjelma dokumen sosiologis, historis, dan bidang-bidang yang disebutkan tadi. Sekadar menyebut beberapa contoh, simaklah kegelisahan Sitti Nurbaya mengenai statusnya sebagai perempuan pribumi. Bukankah harapannya untuk dapat bersekolah seperti ada benang merahnya dengan semangat Kartini atau Dewi Sartika di Bandung; bukankah pada masa itu perempuan-perempuan lainnya juga menyuarakan pentingnya sekolah bagi kaum perempuan? Perhatikan juga kisah percintaan Hanafi dan Corrie du Busse dalam Salah Asuhan. Untuk dapat menikah dengan Corrie, seorang Indo (Prancis), sebagai pribumi, Hanafi harus memperoleh status persamaan hak. Bukankah persoalan itu berkaitan dengan politik kolonial Belanda? Bagaimana pula dengan Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma karya Idrus yang banyak berkisah tentang keadaan zaman Jepang? Penderitaan dan semangat revolusi yang terungkap di sana seperti memberi inspirasi kepada kita tentang pentingnya nasionalisme. Jelaslah, banyak aspek lain yang terkandung dalam sastra. Oleh karena itu, membaca seri sastra adiluhung laksana memandang panorama kekayaan budaya masa lalu kita. Ia dapat digunakan pula sebagai cermin tentang perjalanan budaya dan pemikiran bangsa Indonesia. Kehadiran kembali seri sastra adiluhung, sungguh menawarkan banyak hal bagi pembaca sekarang. Balai Pustaka sengaja menampilkannya dengan wajah baru, agar pembaca dapat menikmatinya dengan semangat baru, perspektif atau sudut pandang baru, dan pemaknaan yang juga baru. Dengan demikian, seri sastra adiluhung ini dapat menjadi saksi bicara tentang masa lalu sejarah bangsa Indonesia untuk menatap masa depan yang lebih cemerlang. Selamat menikmati!
600 # 4 $a fiksi
650 # 4 $a Rak Sastra
990 # # $a 00000001772
Content Unduh katalog