01793 2200289 4500001002100000005001500021035002000036008004100056020002300097020002700120041000700147082001000154090001600164100001200180245002800192250001000220260003800230300003500268084001600303520105500319600002401374990002101398990002101419990002101440990002101461990002101482INLIS00000000000260520220408070222 a0010-0322000294220408 g 0 ind  a(10) 979-002-596-3 a(13) 978-979-002-596-7 aid a633.8 a633.8 SUW l0 aSUWARTO1 aLada: Produksi 2 Ton/ha aCet.2 aJakarta :bPenebar Swadaya,c2016 aiv+140 hlm. :bIlus. ;c23 cm. a633.8 SUW l aSaat ini, lada bukan hanya sekadar bumbu dalam aneka makanan. Sang raja rempah-rempah ini juga sudah dimanfaatkan dalam industri parfum dan wewangian karena aroma harumnya yang khas. Tah heran, bila kebutuhan lada kian meningkat setiap tahun. Harnanya pun terbilang relative stabil dan tinggi. Dengan kata lain, prospek budidaya lada masih terbilang bagus untuk diusahakan. Berdasarkan karakteristiknya, tanaman lada dibedakan menjadi dua macam yaitu lada panjat dan lada perdu. Keduanya telah sejak lama dibudidayakan di Indonesia, baik secara monokultur dan polikultur. Bahkan, tak sedikit yang menanamnya dalam pot. Sayangnya, produktivitas dan mutu produk yang rendah masih menjadi kendala utama dalam budi daya lada. Rata-rata produktivitas lada di Indonesia hanya 0,64 ton/ha/tahun. Padahal dengan penenrapan budi daya yang tepat dan sesuai dengan good agricultural practices (GAP), produktivitasnya bisa ditingkatkan hingga tiga kali lipatnya yaitu 1,5 – 2 ton/ha/tahun.Salah satu tekniknya adalah dengan melakukan pemangkasan secara teratur 4aLada- Rempah-rempah aH.0828/PER/12/17 aH.0830/PER/12/17 aH.0831/PER/12/17 aH.0832/PER/12/17 aH.0833/PER/12/17