01633 2200277 4500001002100000005001500021035002000036245002300056100002100079250001000100300003500110260003800145082000800183084001400191020002700205020002300232600001400255008004100269520091900310990002101229990002101250990002101271990002101292990002101313990002101334INLIS00000000000251820220329104158 a0010-03220002071 aBerkebun Buah Naga0 aKRISTANTO,Daniel aCet.1 aiv+116 hlm. :bIlus. ;c23 cm. aJakarta :bPenebar Swadaya,c2014 a634 a634 KRI b a(13) 978-979-002-629-2 a(10) 979-002-629-3 4aBuah Naga220329 g 0 ind  aBuah naga (dragon fruit) yang awalnya dikenal sebagai tanaman hias kini menjadi salah satu buah konsumsi yang mempunyai prospek bisnis yang tinggi. Permintaanya yang tinggi dan iklim yang sesuai di Indonesia menyebabkan banyak yang membudidayakannya banyak yang membudidayakannya di kebun-kebun. Harganya yang mahal menjanjikan keuntungan besar yang bisa diperoleh. Pemasaran buah naga hingga saat ini dapat dikatakan masih bersifat langsung. Artinya buah yang diproduksi oleh produsen dipasarkan langsung ke pasar swalayan sebelum berada di konsumen. Penyebabnya adalah buah naga masih tergolong sebagai buah langka di Indonesia. Sehingga diperlukan suatu proses pengenalan. Selain itu, jumlah petani sebagai produsen buah naga pun masih sangat sedikit sehingga sering buah naga tersebut dicari oleh pedagang atau pihak pasar swalayan. Pedagang biasanya langsung menemui petani produsen untuk melakukan pemesanan. aH.0840/PER/12/17 aH.0841/PER/12/17 aH.0842/PER/12/17 aH.0843/PER/12/17 aH.0844/PER/12/17 aH.0845/PER/12/17