Cite This        Tampung        Export Record
Judul Budidaya Padi Gogo : Sebagai Tanaman Tumpangsari Hutan Tanaman Industri (HTI) / Husin M. Toha
Pengarang Husin M. Toha (Pengarang)
Widyantoro (Pengarang)
Made Jana Mejaya (Pengarang)
Priatna Sasmita (Pengarang)
Agus Guswara (Pengarang)
Penerbitan Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2013
Deskripsi Fisik iv, 38 hlm :ilus, ; 21 cm ;21 cm
Konten teks
Media tanpa perantara
Penyimpan Media -
Subjek padi gogo
pertanian industri
agriculture productivity
Abstrak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang mempunyai tugas sebagai penghasil inovasi teknologi baru telah berhasil membuka peluang untuk pengembangan tanaman pangan pada areal peremajaan hutan melalui sisttim tumpangsari. Budidaya tanaman pangan khususnya padi gogo pada lorong jati dapat dilakukan sampai naungan tanaman pokok mencapai 50%. Pada peremajaan hutan tanaman industri (HTI) seperti hutan jati, sistim tumpangsari bisa sampai tahun kedua pada jarak tanam (3 x 3) m. Bila jarak tanam Jati diubah menjadi (6 x 2) m (tanpa mengurangi populasi), sistim tumpangsan bisa dilakukan sampai tahun ke empat. Melalui sistim tumpangsari, masyarakat sekitar hutan dapat menarik manfaat untuk malakukan budidaya tanaman pangan sekaligus meningkatkan produksi dan penghasilannya. Pada pihak kehutanan juga terbantu dalam persiapan lahan untuk penanaman ulang. pemeliharaan tanaman pokok hutan dan mengurangi pengembalaan ternak liar serta kemungkinan adanya kebakaran hutan. Menurut data BPS 2009, rata-rata 4 (empat)
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Bukan fiksi atau tidak didefinisikan
Target Pembaca Umum

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
2025020100231 633.18.05 HUS b Dapat dipinjam Perpustakaan PSI Tanaman Pangan - Rak B Tersedia
2025020100232 633.18.05 HUS b Dapat dipinjam Perpustakaan PSI Tanaman Pangan - Rak B Tersedia
2025020100233 633.18.05 HUS b Dapat dipinjam Perpustakaan PSI Tanaman Pangan - Rak B Tersedia
2025020100234 633.18.05 HUS b Dapat dipinjam Perpustakaan PSI Tanaman Pangan - Rak B Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 PBTAN000000000000720
005 20250221012726
007 ta
008 250221################g##########0#ind##
035 # # $a 0010-1024000050
082 # # $a 633.18.05
084 # # $a 633.18.05 HUS b
100 0 # $a Husin M. Toha$e Pengarang
245 1 # $a Budidaya Padi Gogo : $b Sebagai Tanaman Tumpangsari Hutan Tanaman Industri (HTI) /$c Husin M. Toha
264 # # $a Jakarta :$b Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,$c 2013
300 # # $a iv, 38 hlm : $b ilus, ; 21 cm ; $c 21 cm
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a -$2 rdacarrier
520 # # $a Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang mempunyai tugas sebagai penghasil inovasi teknologi baru telah berhasil membuka peluang untuk pengembangan tanaman pangan pada areal peremajaan hutan melalui sisttim tumpangsari. Budidaya tanaman pangan khususnya padi gogo pada lorong jati dapat dilakukan sampai naungan tanaman pokok mencapai 50%. Pada peremajaan hutan tanaman industri (HTI) seperti hutan jati, sistim tumpangsari bisa sampai tahun kedua pada jarak tanam (3 x 3) m. Bila jarak tanam Jati diubah menjadi (6 x 2) m (tanpa mengurangi populasi), sistim tumpangsan bisa dilakukan sampai tahun ke empat. Melalui sistim tumpangsari, masyarakat sekitar hutan dapat menarik manfaat untuk malakukan budidaya tanaman pangan sekaligus meningkatkan produksi dan penghasilannya. Pada pihak kehutanan juga terbantu dalam persiapan lahan untuk penanaman ulang. pemeliharaan tanaman pokok hutan dan mengurangi pengembalaan ternak liar serta kemungkinan adanya kebakaran hutan. Menurut data BPS 2009, rata-rata 4 (empat) tahun program reboisasi hutan negara dan peremajaan hutan rakyat mencapai sekitar 450.000 ha/th. Berdasarkan batas naungan tanaman pokok 50%, untuk peremajaan hutan negara dan hutan rakyat penerapan sistim tumpangsari minimal dapat dilakukan 2 kali atau mencapai 900.000 ha/tahun. Bedasarkan hasil penelitian sepuluh tahun terakhir, baik di KPH Randublatung (Jawa Tengah), KPH Indramayu (Jawa Barat), dan KPH Banten hasil padi gogo sistim tumpangsari tahun pertama dapat mencapai diatas 5.0 t/ha dan tahun kedua lebih dari 4,0 t/ha GKG. Berdasarkan data hasil penelitian ini, tumpangsari padi gogo pada program peremajaan hutan dapat menyumbang lebih dari 4 juta ton gabah/tahun cukup signifikan untuk peningkatan produksi padi nasional (P2BN). Nilai tambah sistim tumpangsari dapat ditingkatkan lagi, bila setelah panen padi gogo diikuti dengan penanaman kedelai dengan sistim tanpa olah tanah. Penanaman kedelai setelah padi gogo mempunya keuntungan finansial dari hasil biji kedelai, dapat meningkatkan kesuburan tanah dan hasil biji kedelai dapat dijadikan sebagai sumber benih untuk penerapan pola tanam padi-padi-kedelai pada ekosistim lahan sawah ingasi. Panduan teknis budidaya padi gogo sebagai tanaman tumpangsari hutan jati muda, juga dapat digunakan sebagai panduan sistim tumpangsari padi gogo pada peremajaan tanaman perkebunan muda seperti karet dan kelapa sawit. Buku ini diharapkan bisa menjadi acuan untuk pengembangan padi gogo dan palawija dilahan hutan dan membantu petani sekitar hutan untuk peningkatan produksi padi dan pendapatannya.
650 # 4 $a agriculture productivity
650 # 4 $a padi gogo
650 # 4 $a pertanian industri
700 0 # $a Agus Guswara$e Pengarang
700 0 # $a Made Jana Mejaya$e Pengarang
700 0 # $a Priatna Sasmita$e Pengarang
700 0 # $a Widyantoro$e Pengarang
No Nama File Nama File Format Flash Format File Action
1 Budidaya Padi Gogo.pdf Budidaya Padi Gogo Sebagai Tanaman Tumpangsari Hutan Tanaman Industri (HTI) pdf Baca Online
Content Unduh katalog