02208 2200217 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008003900059082001200098084001800110100003000128245019600158250001500354260005500369300003500424650001800459650003200477520145800509990002301967INLIS00000000000709220251001112531 a0010-1025000012ta251001 | | |  aR 631.8 aR 631.8 ABD p1 aAbdillah, Muhammad Wildan1 aPersepsi Peternak Terhadap Pemanfaatan Kotoran Sapi Sebagai Vermikompos dengan cacing (lumbricus rubellus) di Desa Sukorejo Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali /cMuhammad Wildan Rafi Abdillah aProdi PPKH aMagelang :bPolbangtan Yogyakarta Magelang,,c2025 a171 hlm :billustrasi ;c30 cm 4aPupuk Organik 4aCacing (lumbricus rubellus) aPemanfaatan limbah seperti kotoran sapi, diproses menjadi pupuk vermikompos merupakan inovasi dalam pertanian berkelanjutan. Proses pembuatan vermikompos menghasilkan pupuk organik yang kaya nutrisi dan meningkatkan kesuburan tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi peternak, karakteristik peternak, serta efektivitas penyuluhan dan perubahan perilaku dalam pembuatan pupuk vermikompos dari feses sapi. Penelitian ini menggunakan desain One Shot Case Study dan One Group Pre-test Post-test. Dalam penelitian ini, 33 peternak dipilih menggunakan metode purposif sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi peternak berada dalam kategori baik. Secara simultan, terdapat pengaruh signifikan antara karakteristik responden (umur, tingkat pendidikan, dan keaktifan anggota) terhadap persepsi. Secara Parsial (umur, tingkat pendidikan dan pengalaman beternak) berpengaruh signifikan terhadap persepsi. Namun, variable jumlah ternak secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap persepsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi peternak terhadap pembuatan pupuk vermikompos dari feses sapi berada pada kategori "sangat baik", Efektivitas penyuluhan mencapai 79,3% (efektif), sedangkan efektivitas perubahan perilaku sebesar 65,6% (kategori efektif). a1149YoMa/TA/H/2025