520
|
#
|
#
|
$a Desa Tawangargo merupakan desa dengan potensi pertanian pada komoditas
hortikultura dengan luas tanam ±165 ha. Kondisi tersebut tidak menjamin
produktivitas tinggi seperti selada hanya mampu mengahsilkan 4-8 ton/ha. Hal
tersebut dipengaruhi oleh terkendalanya proses pemupukan karena dibatasinya
penggunaan pupuk bersubsidi pada komoditas tertentu. Desa Tawangargo
memiliki limbah potensial yaitu limbah buah jeruk yang dapat dijadikan bahan
pupuk organik. Hasil beberapa kajian menunjukkan pupuk organik limbah jeruk
memerlukan sumber bahan organik tambahan untuk meningkatkan unsur hara.
Sumber bahan organik yang ada di Desa Tawangargo yaitu, daun gamal, daun
lamtoro, kotoran sapi, dan kotoran kambing. Tujuan peelitian ini adalah 1)
Menyusun desain penyuluhan tentang pembuatan teh kompos limbah buah jeruk
dengan penambahan berbagai jenis bahan baku di Kelompok Tani Budidaya I
Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. 2) Mengetahui
peningkatan pengetahuan, perubahan sikap, dan tingkat keterampilan petani
terhadap pembuatan teh kompos limbah buah jeruk dengan penambahan
berbagai jenis bahan baku di Kelompok Tani Budidaya I Desa Tawangargo,
Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
Penelitian ini dilakukan di Desa Tawangargo Kecamatan Karangploso Kabupaten
Malang, yang dilakukan mulai bulan Desember 2023 sampai Mei 2024. Penelitian
ini menggunakan RAL 5 perlakuan yaitu P0 (teh kompos limbah buah jeruk), P1
(teh kompos limbah buah jeruk dengan daun gamal), P2 (teh kompos limbah buah
jeruk dengan daun lamtoro), P3 (teh kompos limbah buah jeruk dengan kotoran
sapi), dan P4 (teh kompos limbah buah jeruk dengan kotoran kambing) dengan 5
ulangan sehingga diperoleh 25 unit percobaan. Parameter pada penelitian ini
meliputi suhu, pH, sifat fisik teh kompos (warna dan aroma) serta kandungan hara
makro N, P dan K. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil fisik
terbaik pada P3 dilihat dari segi warna teh kompos ini memiliki warna oren
kecoklatan dan memiliki aroma berbau fermentasi. Berdasarkan parameter suhu
dan pH kompos diperoleh suhu akhir kompos pada P3 30,2
0
C dengan pH 6,92
yang menunjukkan kompos telah matang. Hasil analisis kandungan unsur hara
pada teh kompos masih rendah atau belum memenuhi syarat Kepmentan No.261
tahun 2019 tentan persyaratan total kandungan unsur NPK pada pupuk organik
cair yaitu 2 – 6 %. Hal tersebut diduga dampak dari pelarutan atau ekstraksi
dengan perbandingan antara kompos dengan air sebesar 1 : 10.
Penyuluhan dilakukan dengan tujuan mengetahui peningkatan pengetahuan
sebesar 20% dan perubahan sikap serta tingkat keterampilan sebesar 60% dalam
waktu 17 hari terhadap materi pembuatan teh kompos limbah buah jeruk dengan
penambahan kotoran sapi. Sasaran penyuluhan merupakan kelompok tani
Budidaya I dengan materi pengertian, manfaat, kelebihan, kekurangan, alat dan
bahan, cara membuat, dosis aplikasi pada tanaman teh kompos limbah buah jeruk
dengan penambahan kotoran sapi. Media yang digunakan yaitu folder, video, dan
benda sesungguhnya dengan metode ceramah, diskusi, dan praktek secara langsung. Hasil evaluasi penyuluhan yang telah dilakukan yaitu terdapat
peningkatan pengetahuan petani sebesar 36%. Sebelum dilakukan penyuluhan
tingkat pengetahuan petani sebesar 42% dan setelah penyuluhan dilakukan
sebesar 78%. Perubahan sikap petani mengarah pada positif yaitu sebesar 79%.
Sedangkan tingkat keterampilan petani terhadap pembuatan teh kompos sebesar
79%.
|