520
|
#
|
#
|
$a Penyuluhan pertanian sebagai ujung tombak pembangunan pertanian di
lapangan saat ini belum menggunakan media penyuluhan berbasis digital. Media
penyuluhan yang selama ini digunakan dan menjadi andalan penyuluh dan petani
dalam bertukar informasi sudah seharusnya perlu dikembangkan dan diperluas
mengikuti era digitalisasi dan smartphone. Digitalisasi media penyuluhan akan
dirancang dan dibuat menggunkan metode ADDIE.
Penelitian ini bertujuan: 1) Melakukan analisis kebutuhan pengembangan
digitalisasi media penyuluhan pada penggunaan multimedia penyuluhan di
smartphone, 2) Melakukan pengembangan digitalisasi media penyuluhan pada
penggunaan multimedia penyuluhan di smartphone melalui metode ADDIE, 3)
Menganalisis faktor apa saja sebagai pendorong dan penghambat yang mempengaruhi
digitalisasi media penyuluhan dan penggunaan multimedia penyuluhan di smartphone,
4) Mengevaluasi persepsi petani dan penyuluh (PPL) pada penggunaan multimedia
penyuluhan di smartphone.
Motode penelitian evaluasi pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian
terapan dan menjelaskan adanya kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi
terhadap sesuatu objek. Objek penelitian evaluasi terdiri dari pengetahuan, persepsi,
dan aplikasi media digital dan multimedia smartphone, sedangkan subjek evaluasi
adalah petani dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Populasi penelitian meliputi
keseluruhan petani yang termasuk anggota Kelompoktani dan PPL di Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) di lima Kabupaten berikut: Bondowoso, Lumajang,
Pasuruan, Blitar, dan Tulungagung, Provinsi Jawa Timur. Sampel diambil
menggunakan metode Area and Clustered Sampling terhadap populasi, sehingga
ditetapkan sebanyak 100 orang dari lima kabupaten. Model pengembangan media
penyuluhan pertanian adalah Model ADDIE yang tepat untuk pengembangan dan
penerapan media pembelajaran berbasis teknologi informasi, tahapan-tahapannya
sebagai berikut: 1) Need Assesment, 2) Tahap Analyze, 3) Tahap Design, 4) Tahap
Development, dilakukan dengan proses pembuatan media, melakukan validasi media,
dan revisi media, 5) Tahap Implementation, dan 6) Tahap Evaluation. Model evaluasi
penelitian yang akan diterapakan untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor
yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi informasi, adalah Teori
Technology Acceptance Model (TAM), model Acceptance Model Technology (TAM),
Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), Diffusion of
Innovations, Instructional Media, dan Implementation Approach. Data terkumpul dan
direkap selanjutnya akan dianalsis menggunakan analisis: deskriptif tabulasi frequensi,
deskriptif Cross tab dan analisis regresi multivariat (multivariate regression analysis).
Penelitian menunjukkan bahwa pengembangan aplikasi penyuluhan
multimedia untuk ponsel pintar Android di sektor pertanian sangat penting untuk
meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara penyuluh pertanian dan petani.
Aplikasi-aplikasi ini bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran informasi, inovasi dan
ide bisnis yang dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan. Perangkat pintar
seperti smartphone dapat menjembatani kesenjangan antara petani dan penyuluh.
Aplikasi-aplikasi ini dirancang dengan tampilan yang mudah digunakan, berbagai
jenis media, fitur interaktif, dan kompatibilitas dengan smartphone Android untuk memfasilitasi kolaborasi dan berbagi informasi secara efektif. Aplikasi-aplikasi ini
diharapkan dapat memberikan kinerja dan efektivitas yang baik melalui proses
penelitian, desain, pengembangan, pengujian, evaluasi, dan perencanaan yang ketat.
Namun, ada beberapa hambatan dalam mengadopsi aplikasi-aplikasi ini, termasuk
tingkat pendidikan, literasi digital, keterbatasan infrastruktur, kurangnya pelatihan,
resistensi terhadap perubahan, dan biaya. Memahami dan mengatasi faktor-faktor ini
sangat penting untuk mempromosikan aplikasi multimedia pada ponsel pintar Android
di bidang pertanian. Mengatasi hambatan-hambatan ini dan memanfaatkan aspekaspek positifnya dapat meningkatkan adopsi dan kepuasan pengguna, meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan petani. Analisis regresi telah menunjukkan hubungan
positif antara penerimaan teknologi multimedia untuk penyuluhan pertanian melalui
ponsel pintar Android dan berbagai faktor seperti persepsi model penerimaan
teknologi, difusi inovasi, media instruksional, dan pendekatan implementasi dalam
konteks penyuluhan pertanian. Penggunaan teknologi multimedia dalam penyuluhan
pertanian dapat meningkatkan kepuasan petani dan penyuluh. Aplikasi berbasis
Android harus memiliki konten yang berkualitas baik, mudah digunakan, dan mudah
diakses. Pelatihan dan evaluasi literasi digital secara berkala sangat penting, dan
penelitian lebih lanjut diperlukan untuk adopsi teknologi dalam penyuluhan pertanian.
|