03805 2200241 4500001002100000005001500021007000300036008003900039035002000078082001600098084002600114100003600140245018800176264003900364300001200403336002100415337002800436338002500464520295700489650006003446856004103506990001603547INLIS00000000143441720250401113133ta250401 | | |  a0010-0425000002 aL.310-24068 aRES L.310-24068 AMM r0 aAMMAR MUHAMAD TSAQIBePengarang1 aRESPON MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENYULUHAN BIOKONVERSI LIMBAH ORGANIK MELALUI BUDIDAYA MAGGOT BSF DI RUMAH MAGGOT DESA PELEM KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI /cPolbangtan Malang aMalang :bPolbangtan Malang,c2024 a156 hlm 2rdacontentaText 2rdamediaaBuku Tercetak 2rdacarrieraHardcopy aLimbah organik merupakan permasalahan yang cukup banyak ditemui salah satunya di Desa Pelem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. Pengelolaan yang kurang menimbulkan permasalahan seperti: timbulan sampah menumpuk, lingkungan tidak sehat, dan menghasilkan emisi gas rumah kaca, sehingga dapat dilakukan penyuluhan biokonversi limbah organik melalui budidaya maggot. Respon masyarakat terhadap konsep biokonversi menjadi hal menarik untuk di investigasi, karena akan dilakukan program penyuluhan untuk dapat merespon positif dengan adanya inovasi tersebut. Penelitian bertujuan untuk merumuskan rancangan penyuluhan dan hasil implementasi penyuluhan, mengetahui respon (pengetahuan dan sikap) masyarakat, serta menganalisis faktor apa saja yang mempengaruhi respon masyarakat terhadap program penyuluhan di Kelompok Wanita Tani (KWT) Mulyo Tani Desa Pelem. Rancangan penyuluhan meliputi: penetapan sasaran, tujuan, materi, metode, dan media penyuluhan. Hasil evaluasi yang diukur dalam penyuluhan adalah pengetahuan dan sikap sasaran terhadap kegiatan penyuluhan budidaya maggot dan implementasi hasil pengembangan rumah maggot selama satu bulan. Metode penelitian menggunakan survei terhadap data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskiptif dan analisis regresi linear berganda dengan variabel independen meliputi: umur (X1), tingkat pendidikan (X2), karakteristik inovasi (X3), dan peran penyuluh (X4) terhadap respon masyarakat (Y). Penentuan sampel menggunakan teknik Equal Allocation Stratified Sampling, sebanyak 40 orang yang terdiri atas 20 orang anggota KWT dan 20 orang Non-KWT (masyarakat disekitar Rumah Maggot Mulyo Tani). Hasil penelitian yaitu rancangan dan pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat dengan tujuan mengetahui respon masyarakat dalam program penyuluhan dengan sistem biokonversi limbah organik melalui budidaya maggot. Materi menggunakan biokonversi limbah organik melalui budidaya maggot. Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi. Media penyuluhan yang digunakan yaitu folder dan power point. Pengetahuan berdasarkan mayoritas masyarakat dalam program penyuluhan biokonversi yaitu pada kategori “Tinggi” dengan presentase nilai 50%. Sikap berdasarkan mayoritas masyarakat dalam prorgam penyuluhan biokonversi yaitu pada kategori “Sangat Tinggi” dengan presentase nilai 62,5 %. Dampak hasil penyuluhan menghasilkan maggot BSF selama 3 periode dalam 1 bulan sebesar 60 kg fresh maggot BSF. Secara simultan variabel umur, tingkat pendidikan, karakteristik inovasi, dan peran penyuluh secara bersama-sama berpengaruh terhadap respon masyarakat dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Secara parsial variabel umur, tingkat pendidikan, dan peran penyuluh berpengaruh terhadap respon masyarakat. Sedangkan variabel karakteristik inovasi tidak berpengaruh terhadap respon masyarakat dengan nilai signifikansi sebesar 0,680. 4aPPKH, Biokonversi, respon, maggot, pengaruh, penyuluhan aPerpustakaan Pusat Polbangtan Malang aL.310-24068