05804 2200277 4500001002100000005001500021035002000036001002100056005001500077007000300092008003900095082001800134084002400152100002700176245013900203300001200342650012900354700002900483520485000512336002105362337001905383338002605402856004105428264003905469990001805508INLIS00000000143426520250207091626 a0010-0225000015INLIS00000000143426520250206025328ta250207 | | |  aL.307-2400001 aL.307-2400001 ABD p0 aAbdul FaridePengarang1 aPersepsi petani dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) pada penggunaan multimedia penyuluhan digital di smartphone /cPolbangtan Malang a152 hlm 4aAplikasi Media Penyuluhan, Digitalisasi Penyuluhan Pertanian, Media Penyuluhan Kolaborasi, Ponsel Pintar, Smartphone Android0 aYudi RustandiePengarang aPenyuluhan pertanian sebagai ujung tombak pembangunan pertanian di lapangan saat ini belum menggunakan media penyuluhan berbasis digital. Media penyuluhan yang selama ini digunakan dan menjadi andalan penyuluh dan petani dalam bertukar informasi sudah seharusnya perlu dikembangkan dan diperluas mengikuti era digitalisasi dan smartphone. Digitalisasi media penyuluhan akan dirancang dan dibuat menggunkan metode ADDIE. Penelitian ini bertujuan: 1) Melakukan analisis kebutuhan pengembangan digitalisasi media penyuluhan pada penggunaan multimedia penyuluhan di smartphone, 2) Melakukan pengembangan digitalisasi media penyuluhan pada penggunaan multimedia penyuluhan di smartphone melalui metode ADDIE, 3) Menganalisis faktor apa saja sebagai pendorong dan penghambat yang mempengaruhi digitalisasi media penyuluhan dan penggunaan multimedia penyuluhan di smartphone, 4) Mengevaluasi persepsi petani dan penyuluh (PPL) pada penggunaan multimedia penyuluhan di smartphone. Motode penelitian evaluasi pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian terapan dan menjelaskan adanya kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi terhadap sesuatu objek. Objek penelitian evaluasi terdiri dari pengetahuan, persepsi, dan aplikasi media digital dan multimedia smartphone, sedangkan subjek evaluasi adalah petani dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Populasi penelitian meliputi keseluruhan petani yang termasuk anggota Kelompoktani dan PPL di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di lima Kabupaten berikut: Bondowoso, Lumajang, Pasuruan, Blitar, dan Tulungagung, Provinsi Jawa Timur. Sampel diambil menggunakan metode Area and Clustered Sampling terhadap populasi, sehingga ditetapkan sebanyak 100 orang dari lima kabupaten. Model pengembangan media penyuluhan pertanian adalah Model ADDIE yang tepat untuk pengembangan dan penerapan media pembelajaran berbasis teknologi informasi, tahapan-tahapannya sebagai berikut: 1) Need Assesment, 2) Tahap Analyze, 3) Tahap Design, 4) Tahap Development, dilakukan dengan proses pembuatan media, melakukan validasi media, dan revisi media, 5) Tahap Implementation, dan 6) Tahap Evaluation. Model evaluasi penelitian yang akan diterapakan untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi informasi, adalah Teori Technology Acceptance Model (TAM), model Acceptance Model Technology (TAM), Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), Diffusion of Innovations, Instructional Media, dan Implementation Approach. Data terkumpul dan direkap selanjutnya akan dianalsis menggunakan analisis: deskriptif tabulasi frequensi, deskriptif Cross tab dan analisis regresi multivariat (multivariate regression analysis). Penelitian menunjukkan bahwa pengembangan aplikasi penyuluhan multimedia untuk ponsel pintar Android di sektor pertanian sangat penting untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara penyuluh pertanian dan petani. Aplikasi-aplikasi ini bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran informasi, inovasi dan ide bisnis yang dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan. Perangkat pintar seperti smartphone dapat menjembatani kesenjangan antara petani dan penyuluh. Aplikasi-aplikasi ini dirancang dengan tampilan yang mudah digunakan, berbagai jenis media, fitur interaktif, dan kompatibilitas dengan smartphone Android untuk memfasilitasi kolaborasi dan berbagi informasi secara efektif. Aplikasi-aplikasi ini diharapkan dapat memberikan kinerja dan efektivitas yang baik melalui proses penelitian, desain, pengembangan, pengujian, evaluasi, dan perencanaan yang ketat. Namun, ada beberapa hambatan dalam mengadopsi aplikasi-aplikasi ini, termasuk tingkat pendidikan, literasi digital, keterbatasan infrastruktur, kurangnya pelatihan, resistensi terhadap perubahan, dan biaya. Memahami dan mengatasi faktor-faktor ini sangat penting untuk mempromosikan aplikasi multimedia pada ponsel pintar Android di bidang pertanian. Mengatasi hambatan-hambatan ini dan memanfaatkan aspekaspek positifnya dapat meningkatkan adopsi dan kepuasan pengguna, meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Analisis regresi telah menunjukkan hubungan positif antara penerimaan teknologi multimedia untuk penyuluhan pertanian melalui ponsel pintar Android dan berbagai faktor seperti persepsi model penerimaan teknologi, difusi inovasi, media instruksional, dan pendekatan implementasi dalam konteks penyuluhan pertanian. Penggunaan teknologi multimedia dalam penyuluhan pertanian dapat meningkatkan kepuasan petani dan penyuluh. Aplikasi berbasis Android harus memiliki konten yang berkualitas baik, mudah digunakan, dan mudah diakses. Pelatihan dan evaluasi literasi digital secara berkala sangat penting, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk adopsi teknologi dalam penyuluhan pertanian. 2rdacontentaText 2rdamediaafile 2rdacarrieraSoft Copy aPerpustakaan Pusat Polbangtan Malang aMalang :bPolbangtan Malang,c2024 aL.307-2400001