02972 2200241 4500001002100000005001500021007000300036008003900039035002000078082001600098084002600114100003700140245011100177264003900288300001100327336002100338337002800359338002500387520220200412650005902614856004102673990001602714INLIS00000000134477420241130103140ta241130 | | |  a0010-1124000020 aL.310-23178 aRES L.310-23178 ARE p0 aAREVA NAFATARIS FAHMAePengarang1 aPILIHAN POLA KEMITRAAN YANG BERBEDA PADA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KABUPATEN KEDIRI /cPolbangtan Malang aMalang :bPolbangtan Malang,c2023 a94 hlm 2rdacontentaText 2rdamediaaBuku Tercetak 2rdacarrieraHardcopy aAreva Nafataris Fahma, NIRM. 04.09.19.433. Pilihan Pola Kemitraan yang Berbeda pada Peternakan Ayam Broiler di Kabupaten Kediri. Dosen Pembimbing Dr. drh. Rudy Rawendra, M.App.Sc dan drh. Iman Aji Wijoyo, M.Vet. Peternakan broiler merupakan salah satu jenis usaha peternakan yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Kemitraan merupakan suatu strategi dalam meningkatkan kinerja pelaku agribisnis khususnya peternak kecil. Pola kemitraan yang paling banyak digunakan adalah pola inti plasma dan pola bagi hasil. Sebelum bergabung dengan perusahaan kemitraan, sebaiknya peternak membandingkan terlebih dahulu biaya input dan output karena akan mempengaruhi keberhasilan produksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis finansial, kelayakan dan perbandingan keuntungan pola kemitraan yang berbeda. Penelitian dilakukan pada 26 Januari 2023 – 05 Maret 20023 di Kecamatan Pare dan Kecamatan Plosoklaten di Kabupaten Kediri. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling kepada 5 peternak kemitraan inti - plasma PT Dinamika Megatama Citra (PT DMC) dengan total populasi 14.000 ekor dan 5 peternak kemitraan bagi hasil PT Bintang Terang Tunggal (PT BTT) dengan total populasi 12.500 ekor. Variabel penelitian yang digunakan yaitu biaya produksi, penerimaan, pendapatan, perhitungan R/C ratio, dan Break Even Point (BEP). Hasil dari penelitian menunjukkan peternak mitra PT DMC dan PT BTT di Kabupaten Kediri menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan oleh peternak PT DMC lebih besar daripada PT BTT karena biaya operasional selain pakan,DOC, dan OVK ditanggung oleh peternak. Biaya produksi peternak mitra PT DMC yaitu Rp 19.595/Kg, sedangkan PT BTT adalah Rp 14.610/Kg dengan biaya operasional seperti LPG, sekam, listrik, dan gaji karyawan dipinjami modal diawal oleh pihak PT BTT. Pendapatan peternak PT DMC yaitu Rp 1.168/Kg dan pendapatan peternak PT BTT setelah bagi hasil yaitu Rp 159/Kg. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, jika peternak mempunyai modal yang besar lebih tepat jika bermitra dengan PT DMC. Namun jika peternak hanya mempunyai modal terbatas, maka lebih baik jika bermitra dengan PT BTT 4aAgrinak, pola kemitraan, peternakan ayam, ayam broiler aPerpustakaan Pusat Polbangtan Malang aL.310-23178