01865 2200181 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008003900059020002200098100001900120245005600139260015400195300002900349700005000378520123400428600002101662INLIS00000000000013720220523032541 a0010-0322000002ta220523 | | |  a979-602-8952-28-60 aYayu Zurriyati1 aBUKU PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA AYAM KUB /cBPTP RIAU aPekanbaru :bBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian,c2021 a26 hlm. :bils. ;c22 cm0 aAgussalim Simanjuntak, Irfan, Eka Novriandeni aBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Ternak (Balitnak) telah melakukan penelitian dan menghasilkan ayam kampung unggul yang dikenal dengan nama ayam KUB (Kampung Unggul Balitbangtan). Ayam KUB merupakan ayam kampung murni hasil seleksi betina selama 6 generasi. Keunggulan ayam KUB antara lain mampu berproduksi lebih baik dari ayam kampung biasa, dimana produksi telur bisa mencapai 160-180 butir/tahun, mempunyai sifat mengeram 10% dari total populasi dan memiliki bobot potong sekitar 800-900 gram dalam waktu 10 minggu (Sartika et al, 2014). Ayam KUB memiliki warna bulu seperti ayam kampung pada umumnya yaitu beragam, meskipun masih didominasi oleh warna hitam, campur coklat dan kehitaman (Gambar 1). Jengger berbentuk tunggal (single comb) dan berbentuk pea. Bobot telur setelah fase pertama (telur muda) berkisar antara 36-45 gram/butir. Pemeliharaan ayam KUB sangat disarankan secara intensif pada kandang bentuk postal maupun baterai, sehingga potensi produksinya dapat optimal. Jika ayam KUB dipelihara secara tradisional/ekstensif dengan pakan seadanya, maka sifat-sifat unggul dari ayam tersebut tidak akan muncul dengan baik. 4aYayu Zurriyati 9