520
|
#
|
#
|
$a Dalam ilmu sejarah, manusia selalu memalingkan mukanya kepada masa yang lampau. Berkat ilmu sejarah ia dapat mengetahui tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di jaman dulu. Dari tulisan-tulisan kuno, inskripsi-inskripsi dan sisa-sisa dari benda lainnya, maka ahli-ahli sejarah dapat menyusun kembali jalannya peristiwa- peristiwa dengan setepat-tepatnya dan mencoba memahami pertalian antara peristiwa-peristiwa yang satu dengan yang lain.
Maksud historiografik seperti yang berikut ialah memberi ikhtisar sejarah manusia dengan jelas. Apa yang terjadi di suatu negara atau benua tertentu dapat kita lihat, jika kita membaca peristiwa-peristiwa yang berturut-turut diuraikan dalam ke-24 halaman dari historiografik ini. Sejarah Indonesia, misalnya, dicantumkan sebelah atas dan diberi warna yang satu juga, sehingga gampang dicari pada tiap-tiap halaman yang berikut. Demikian pula halnya semua benua. Jika orang misalnya ingin mengetahui tentang sejarah Indonesia atau Asia pada abad ke-12, maka hendaklah dicari pada halaman yang memuat abad tersebut, hal itu jelas kelihatan di sebelah atas, lalu hendaklah dibaca apa yang tertulis di sana.
Maksud historiografik terutama ialah melukiskan sejarah manusia dengan jelas dalam tiap-tiap periode. Hal itu dapat dicapai dengan membaca dari atas ke bawah, apa yang terjadi di pelbagai negara di masa yang tertentu. Semuanya ini sering bertalian satu sama lain, terutama dalam abad-abad terakhir, setelah perhubungan antara pelbagai benua makin ramai. Yang demikian tidak hanya berlaku bagi sejarah politik tetapi juga di lapangan agama, ilmu pengetahuan, dan kesenian. Sejarah bukanlah melulu sejarah perang dan peluasan kekuasaan negara-negara tertentu, sebab tidak kurang pentingnya apa-apa yang tercapai oleh manusia di pelbagai lapangan kebudayaan. Pencipta-pencipta agama, filsuf-filsuf, sarjana-sarjana, seniman-seniman, dan penemu-penemu barang baru mempunyai arti yang lebih hakiki untuk sejarah umat manusia kalau dibanding dengan adanya negara-negara besar yang hanya bersifat sementara saja, lebih-lebih peperangan yang dilancarkan hanya untuk memperoleh kemegahan. Apa yang dianggap penting sekali dari sudut kebudayaan, dicetak tersendiri dengan warna merah, supaya dapat dibeda-bedakan dari pada yang lazim disebut sejarah, yakni sejarah politik. Pada akhir historiografik ini terdapat satu halaman mengenai PBB. Segala bangsa dan negara hendaknya insaf, bahwa dunia ini hanya dapat diselamatkan, jika manusia merasa bertanggung jawab terhadap satu sama lain dan terhadap umat manusia seluruhnya dan untuk itu mereka hendaknya rela berkorban. Hanya dengan demikianlah dapat dicegah bahaya perang-nuklir yang mungkin menyebabkan lenyapnya manusia dari permukaan bumi ini. Apakah sejarah manusia akan berlangsung terus terutama tergantung pada teguh-tidaknya cita-cita yang menjadi dasar PBB.
|