520
|
#
|
#
|
$a ABU BAKAR YANG JUJUR
Bakar As-Shiddiq merupakan sahabat Rasulullah SAW yang sangat istimewa. Dalam dirinya menonjol sifat jujur dan bijaksana. la juga selalu berkata yang benar sehingga dijuluki dengan (orang yang jujur). Abu Bakar sangat jujur dalam mengemban amanat dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Selama menjadi khalifah, ia selalu memperhatikan rakyatnya. Hidupnya sangat sederhana dan tidak pernah menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi maupun keluarganya.
Dikisahkan, ketika Khalifah Abu Bakar merasa ajalnya hampir datang menjemput, beliau memanggil tercintanya, Siti Aisyah, untuk menyampaikan sebuah wasiat. "Wahai Aisyah putriku, aku telah diserahi urusan kaum muslimin, aku telah seemakan makanan yang sederhana dan aku juga telah themakai pakaian yang sederhana dan kasar. Yang tersisa dari harta kaum Muslimin padaku adalah seekor unta, seorang pelayan (pembantu) rumah tangga, dan sehelai permadani yang sudah usang. Kalau aku wafat, kirimkan semuanya kepada Umar bin Khattab. Karena, aku tidak ingin menghadap Allah sedangkan di tanganku masih ada harta kaum muslimin walaupun sedikit." demikian wasiat Abu Bakar kepada putrinya.
Ada beberapa hal yang bisa ditarik dari wasiat itu. Pertama, gambaran bahwa seorang pemimpin tidak boleh
Pelita Islan
umat (negara) untuk kepentinga pribadi dan keluarga. Hidup sederhana merupakan kehansa pemimpin. Hidup sederhana seperti ini sulit dilakukan bila keimanan tidak melekat pada diri seang pemimpin. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak dikatakan seorang itu beriman apabila tidak amanat dan tidak dikatakan beragama seseorang yang tidak berakal." (HR. Dailami). Kedua, Khalifah Abu Bakar
merupakan salah seorang tipe pemimpin yang sangat bertanggung jawab. Sebagai bukti meskipun ajal hampir datang menjemput, ia masih juga memikirkan harta umat, amana kaum muslimin. Padahal, apah artinya seekor unta, seorang budak, dan sehelai permadan yang sudah usang dibandingkan dengan kekuasaan besar yang digenggamnya. Namun, itulah bukti nyata bahwa Abu Bakar adalah pemimpin yang selalu mengutamakan amanat dan tanggung jawab tanpa melihat n yang terkandung pada barang
barang itu. Sikap dan perilaku Abu Bakar yang demikian sebenarnya tidak
mengherankan apabila mengingat hadits Rasulullah yang berbuny "Barang siapa diserahi kekuasaan (tanggung jawab) urusan manus lalu menghindar melayani kaum lemah dan orang yang (mengelak maka membutuhkannya. Allah tak akan pada hari kiamat." (HR. Ahmadi Republika (A. Najihan, M.)
|