Cite This        Tampung        Export Record
Judul Pengembangan Pertanian Berbasis Inovasi Diwilayah Bencana Erupsi Gunung Merapi / Sumarno, dkk
Pengarang Sumarno
EDISI 2013
Penerbitan Jakarta : IAARD Press, 2013
Deskripsi Fisik xx, 372 Hlm ;26,5 Cm
ISBN 978-602-9462-25-8
Subjek Rak inovasi Teknologi
Abstrak Dalam sejarah erupsi Gunung Merapi, erupsi pada 26 Oktober 2010 merupakan salah satu erupsi terbesar sejak tahun 1870. Dampaknya sangat memprihatinkan, diantaranya adalah 270 orang meninggal dan 356.800 orang mengungsi akibat erupsi yang berupa semburan awan panas, hujan abu dan kerikil. Erupsi ini juga merusak dan melenyapkan harta benda penduduk, merusak sarana dan prasarana pertanian serta fasilitas pendukung kehidupan dan areal usahatani, termasuk aset pertanian milik petani berupa pertanaman salak dan tanaman pangan serta ternak. Meskipun dampak awan panas dapat ditanggulangi, masyarakat khususnya petani masih dihadapkan pada ancaman banjir lahar dingin yang juga memiliki kekuatan merusak yang lebih besar. Menghadapi fenomena alam tersebut dan dampak negatif yang ditimbulkan, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian termasuk pihak yang sejak awal turut melakukan pendampingan masyarakat dalam tahap tanggap darurat, dan melakukan kajian singkat (Quick Assessment) dampak erupsi Gunung Merapi pada s
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Bukan fiksi atau tidak didefinisikan
Target Pembaca Kelompok khusus

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
0000000205 551 21 SUM p Baca di tempat Perpustakaan BSIP Jakarta - Ruang Baca Umum Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000000147
005 20240731015728
007 ta
008 240731################f##########0#ind##
020 # # $a 978-602-9462-25-8
035 # # $a 0010-1023000085
082 # # $a 551 21
084 # # $a 551 21 SUM p
100 0 # $a Sumarno
245 1 # $a Pengembangan Pertanian Berbasis Inovasi Diwilayah Bencana Erupsi Gunung Merapi /$c Sumarno, dkk
250 # # $a 2013
260 # # $a Jakarta :$b IAARD Press,$c 2013
300 # # $a xx, 372 Hlm ; $c 26,5 Cm
520 # # $a Dalam sejarah erupsi Gunung Merapi, erupsi pada 26 Oktober 2010 merupakan salah satu erupsi terbesar sejak tahun 1870. Dampaknya sangat memprihatinkan, diantaranya adalah 270 orang meninggal dan 356.800 orang mengungsi akibat erupsi yang berupa semburan awan panas, hujan abu dan kerikil. Erupsi ini juga merusak dan melenyapkan harta benda penduduk, merusak sarana dan prasarana pertanian serta fasilitas pendukung kehidupan dan areal usahatani, termasuk aset pertanian milik petani berupa pertanaman salak dan tanaman pangan serta ternak. Meskipun dampak awan panas dapat ditanggulangi, masyarakat khususnya petani masih dihadapkan pada ancaman banjir lahar dingin yang juga memiliki kekuatan merusak yang lebih besar. Menghadapi fenomena alam tersebut dan dampak negatif yang ditimbulkan, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian termasuk pihak yang sejak awal turut melakukan pendampingan masyarakat dalam tahap tanggap darurat, dan melakukan kajian singkat (Quick Assessment) dampak erupsi Gunung Merapi pada sektor pertanian yang beranggotakan para peneliti dan telah mengiventarisasi dampak erupsi terhadap kegiatan pertanian, serta penyusunan rekomendasi bagi upaya pemulihan dan rehabilitasi kehidupan petani pasca erupsi. Untuk jangka panjang, khususnya dalam kerangka mendukung perencanaan dan pelaksanaan penataan kembali kawasan terdampak erupsi Merapi khususnya dan kawasan-kawasan di sekitarnya, Badan Litbang Pertanian juga telah melakukan kajian dan menyusun Grand Design Pengembangan Pertanian Berbasis Inovasi di Wilayah Bencana Erupsi Gunung Merapi. Terbitnya Buku "Pengembangan Pertanian Berbasis Inovasi di Wilayah Bencana Erupsi Gunung Merapi" sangat penting dan strategis
650 # 4 $a Rak inovasi Teknologi
990 # # $a B000205/23
Content Unduh katalog