02023 2200169 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020002200100100002100122245009400143260003700237300001700274650001500291520154700306INLIS00000000000086820240126023139 a0010-0124000597ta240126 g 0 ind  a978-979-97941-5-40 aTaryoto, Andin H1 aDari Perbatasan menuju Penyuluhan Disruptif: Menghimpun yang Terserak /cAndin H. Taryoto aBogor :bCV Rajawali Corporation a204 ;c24 cm 4apenyuluhan aSecara rinci tulisan-tulisan dalam buku ini menguraikan berbagai aspek dalan kehidupan sosial masyarakat di wilayah perbatasan maupun pada masyarakat umumnya, tentang keterkaitan budaya dengan konsumsi pangan lokal, kajian-kajian aspek perundangan terkait petani dan nelayan, serta bagaimana pentingnya penyuluhan sebagai metode untuk memberdayakan petani, nelayan, pembudidaya ikan, petambak garam, dan masyarakat sekitar hutan yang mencari nafkah dari lingkungan hutannya. Pemberdayaan kepada kelompok masyarakat tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Aktivitas Penyuluhan memotivasi masyarakat agar mereka mampu menolong dan mengembangkan diri mereka untuk meningkatkan kesejahteraannya. Terkait dengan aspek penyuluhan, untuk mendukung argumentasi pentingnya penyuluhan sebagai metode pemberdayaan masyarakat, penulis antara lain mengemukan sebuah konsep yang disebutnya sebagai Inovasi Disruptif Penyuluhan di Indonesia. Inovasi ini adalah sebuah pendekatan dalam melaksanakan penyuluhan. Dalam konsep tersebut Penulis menggarisbawahi 4 pendekatan untuk membangun inovasi disruptif penyuluhan, yaitu Konsep Four Action Framework, yang meliputi aktivitas Reduce, Eliminate, Raise, dan Create. Konsep ini akan berhasil membangun program penyuluhan yang inovatif jika setiap aktivitas tersebut diterapkan secara proporsional, sesuai dengan perkembangan situasi yang terjadi. Disadari bahwa aktivitas yang diterapkan memiliki peluang akan menimbulkan gangguan terhadap budaya dan kemapanan yang telah ada saat ini