03452 2200253 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059100002300100245024500123250001100368260005800379300002900437650002400466650001800490700001300508700002400521520259400545600002103139082000803160084001403168990001603182INLIS00000000000083920240729014405 a0010-0124000568ta240729 g 0 ind 0 aHutabarat, Budiman1 aBuku 1 Prosiding Seminar Nasional hari Pangan Sedunia ke 33 :bOptimalisasi Sumberdaya Lokal Melalui Diversifikasi Pangan Menuju Kemandirian Pangan dan Perbaikan Gizi Masyarakat Menyongsong Masyarakat ekonomi ASEAN 2015 /cBudiman Hutabarat aBuku 1 aBogor :bPusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian a531 hlm :bilus ;c28 cm 4aHari pangan sedunia 4aRak Prosiding0 aHermanto0 aSri Hery Susilowati aArah dan kebijakan ketahanan pangan harus didorong untuk mengoptimalkan sumberdaya lokal dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan dalam kerangka kemandirian pangan. Di tengah upaya pemerintah untuk memperkuat kemandirian pangan berbasis sumberdaya lokal, Indonesia juga harus mempersiapkan diri dalam menyongsong implementasi ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang tinggal kurang dari 2 tahun lagi. Konsep utama dari AEC adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi aliran yang bebas atas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN. Dengan pemberlakuan MEA diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi diantara negara-negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang saling menguntungkan. Ada empat pilar dari pemberlakuan MEA yaitu: (1) menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan pusat produksi; (2) menjadikan ASEAN sebagai kawasan ekonomi yang kompetitif; (3) menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, dan (4) menjadikan ASEAN terintegrasi ke ekonomi global. Dengan terbentuknya pasar dan basis produksi tunggal, kawasan ASEAN akan menjadi kawasan bebas arus barang, bebas jasa, bebas investasi, bebas tenaga kerja, bebas arus permodalan, prioritas sektor terintegrasi, serta menjadi kawasan pengembangan sektor makanan, pertanian, dan kehutanan. Sebagian kalangan mengkhawatirkan dampak pemberlakuan Pasar Tunggal ASEAN 2015 mendatang akan semakin menekan perekonomian Indonesia. Kekhawatiran tersebut memang bukan tanpa alasan. Dilihat dari berbagai parameter daya saing, Indonesia relatif masih ketinggalan dibandingkan negara- negara pesaing. Bahkan, untuk beberapa parameter, posisi Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara ASEAN lainnya. Satu-satunya keunggulan yang dimiliki Indonesia hanya dari segi penguasaan bahan baku berbasis sumber daya alam, baik mineral maupun agro. Dengan hilangnya sekat-sekat negara di kawasan ASEAN, jika Indonesia tidak mempersiapkan diri tidak mustahil akan kehilangan nilai tambah dari sumber daya alam yang dimiliki. Indonesia saat ini hanya menempati posisi ke-6 dalam peringkat kesiapan negara-negara ASEAN dalam menghadapi implementasi Pasar Tunggal ASEAN 2015 mendatang. Dalam matrik penilaian yang dirilis Sekretariat ASEAN, skor kesiapan yang berhasil dikumpulkan Indonesia baru mencapai 81,3 persen, masih di bawah negara-negara pesaing lainnya seperti Thailand, Malaysia, Laos, Singapura, dan Kamboja yang berada pada kisaran skor 82-84,6 persen. 4aSumberdaya lokal a633 a633 HUT b a00000000914