na INLIS000000000000451 20240724120616 0010-0124000180 ta 240724 g 0 ind 978-979-1159-15-9 Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT Kedelai / Achmad Suryana Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008 39 : ill ; 24 dkk Suryana Achmad Kebutuhan kedelai pada tahun 2008 telah mencapai 2,2 juta ton, sementara produksi dalam negeri hanya 35-40% kebutuhan, sehingga kekurangannya dipenuhi dari impor. Naiknya harga kedelai di pasar dunia akhir-akhir ini menyebabkan harga kedelai di dalam negeri juga naik dari Rp 3.500 pada awal tahun 2007 menjadi Rp 7.500 per kg di akhir tahun 2007. Hal ini menggangu kelangsungan industri pangan berbahan baku kedelai, seperti tempe dan tahu yang telah populer di masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi kedelai di dalam negeri. Untuk meningkatkan produksi kedelai nasional dalam upaya pemenuhan kebutuhan dan menekan volume impor, pemerintah telah mencanangkan program peningkatan produksi kedelai. Salah satu strategi yang ditempuh adalah meningkatkan produktivitas yang hingga kini baru mencapai 1,2 t/ha, sementara di tingkat penelitian dapat mencapai 2,0- 2,5 t/ha. Dalam hal ini inovasi teknologi memegang peranan penting. Hasil penelitian di beberapa lokasi menunjukkan bahwa teknologi varietas unggul kedelai yang dibudidayakan dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi input produksi kedelai. Pengalaman menunjukkan pula bahwa Sekolah Lapang Pengendalian Hama secara Terpadu (SL-PHT) dengan sistem belajar langsung di lahan petani dapat mempercepat alih teknologi. Keberhasilan SL-PHT yang ditindaklanjuti oleh pengembangan SL-Iklim (SL-I) memberi inspirasi bagi pengembangan PTT melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) dengan mensinergikan dan memperluas cakupan SL-PHT dan SL-I dengan sasaran peningkatan produksi dan efisiensi usahatani. Agar berdaya guna dan berhasil guna. SL-PTT Kedelai 633.34 633.34 SUR p Rak Panduan 00000000527