Budaya Padi Diskusi Panel dan Pameran Budaya Padi Syam Mahyuddin text Surakarta Yayasan Padi Indonesia 2001 ind
text
regular print
81hlm : Ilus ; 24
Yayasan Padi Indonesia (YAPADI) beriktikad untuk mensosialisasi kan kehadirannya di masyarakat dengan mengadakan temu-sehari yang diisi dengan kegiatan diskusi panel dan pameran. Kegiatan itu dipusatkan di Kampus Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta dan halaman sekitarnya, pada hari Selasa tanggal 28 Agustus 2001. Target kegiatan ini adalah untuk meneropong perpadian kita lebih dari sudut pandang budaya dengan dilatarbelakangi oleh anggapan bahwa betapa pun kemajuan teknologi yang menghasilkan produksi berlipat ganda, kalau manusianya tidak bergairah menangani, akhirnya upaya yang telah menelan biaya begitu besar tidak akan menghasilkan manfaat sedikit pun. YAPADI tentu menyadari bahwa kebutuhan akan beras bagi pen- duduk yang jumlahnya terus bertambah akan terus pula meningkat. Dengan teknologi yang diupayakan makin bertambah maju, produksi dan produktivitas padi harus terus dapat ditingkatkan demi memenuhi kecukupan pangan seluruh penduduk. Peningkatan tersebut bukan hanya dalam jumlah tetapi juga dalam mutu nutrisinya mengingat sebagian besar sumber kalori maupun protein penduduk diperoleh dari beras YAPADI sangat peduli akan peran petani dalam menangani produksi padi dan betapa besar sebenarnya harkat yang harus disandang. Dipandang dari segi kemanusiaan, petani padi adalah sumber kehidupan, karena padi yang ditangani ternyata merupakan kehidupan manusia (Rice is Life). Namun, apakah masyarakat sekarang dapat mendudukkan petani padi kita pada posisi budaya yang setimpal, yang mendapatkan penghargaan hakiki yang sepadan? Misalnya, Prof. Tlondronegoro mengemukakan bahwa tidak ditemukan peristilahan padi di negeri ini yang diambil dari kata-kata Cina atau India bahkan Sanskerta. Padi di sini memang asli Indonesia yang harus kita banggakan. Hal ini diperkuat oleh uraian Dr. Fagi bahwa apa yang disebut padi Indo-Japonika, tidak lain adalah padi Javanika. Kalau Dr. Cantrell menyebutkan betapa besar peran IRRI dalam menaikkan produksi padi dalam kurun waktu 1961 sampai sekarang, hal ini tidak lepas dari pemanfaatan padi hasil pemuliaan bangsa kita, yakni varietas Peta. Tambah bangga lagi kalau kita perhatikan betapa kuatnya budaya kita yang mengait pada padi sebagaimana diuraikan oleh Prof. Budhisantosa. Yayasan Padi Indonesia Budaya Padi 633.18 633.18 SYA b 240111 20240111014912 INLIS000000000000398 Converted from MARCXML to MODS version 3.5 using MARC21slim2MODS3-5.xsl (Revision 1.106 2014/12/19)