02625 2200301 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059100002000100245007000120250000600190260006800196300002500264650002600289650002300315700001700338700001900355520181600374082001502190084002202205990001602227990001602243990001602259990001602275990001602291990001602307INLIS00000000000033720240726102440 a0010-0124000066ta240726 g 0 ind 1 aFagi, Achmad M.1 aRevolusi Hijau Peran dan Dinamika Lembaga Riset /cAchmad M. Fagi a- aSukamandi, Subang :bBalai Besar Penelitian Tanaman Padi,c2009 avii, 34 hlm ;c24 cm 4aPadi - Revolusi Hijau 4aRak Tanaman Pangan1 aMamaril, C.P1 aSyam Mahyuddin aRevolusi Hijau yang digulirkan pada tahun 1960an telah berhasil meningkatkan produksi padi nasional secara nyata. Indonesia yang sebelumnya dikenal sebagai importir beras terbesar dunia secara menakjubkan bangkit dan bahkan mampu berswasembada beras pada tahun 1984. Meski kemudian impor beras kembali terjadi akibat jumlah penduduk yang terus bertambah dibarengi oleh tingkat konsumsi yang masih relatif tinggi serta cekaman biotik dan abiotik, swasembada kembali dapat diraih pada tahun 2008. Tentu banyak faktor yang mendukung keberhasilan ini seperti kerja keras petani, kondisi iklim yang bersahabat, tersedianya teknologi budi daya, serta relatif kecilnya gangguan hama dan penyakit tanaman. Walaupun keberhasilan yang diraih melalui Revolusi Hijau sulit dibantah, di baliknya tersimpan pula pembelajaran yang patut dicermati. Ketergantungan petani akan masukan dari luar dalam bentuk pupuk kimia dan pestisida, ancaman hilangnya varietas lokal/ tradisional, dorongan penggunaan masukan secara tidak tepat dan dalam takaran berlebihan yang mengganggu kelestarian lingkungan adalah beberapa dampak negatif dari Revolusi Hijau yang sering dikumandangkan. Publikasi ini memuat proses panjang program peningkatan produksi padi nasional dengan segala lika-likunya. Perlunya Revolusi Hijau yang lebih memperhatikan keberlanjutan sistem produksi yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan atau Revolusi Hijau Lestari (the Evergreen Revolution) diulas juga oleh penulis sebagaimana halnya dengan awal munculnya pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu). Saya sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada penyusun dan berharap buku ini dapat dipakai sebagai salah satu rujukan, terutama dalam rangka peningkatan komitmen dan kreativitas para peneliti, penyuluh, dan teknisi pertanian. a339.13.017 a339.13.017 FAG r a00000000386 a00000000869 a00000000870 a00000000871 a00000000872 a00000001823