02482 2200217 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008003900059100001400098245006000112260006500172300002800237650004700265650001500312520186400327310002302191247002302214022001602237990001102253INLIS00000000000281220240730110246 a0010-0724000029ta240730 | | | 0 aM. Syakir1 aBuletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat /cM. Syakir aBogor :bPusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan,c2008 a108 hlm :bill ;c25 cm 4aBuletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 4aRak Jurnal aKarakterisasi dan evaluasi dilakukan untuk mendapatkan data karakter morfologi hasil dan mutu dari 16 nomor aksesi pegagan yang berasal dari Sumatra, Jawa, Bali dan Papua. Penelitian dilakukan di KP. Cicung Sukabumi pada ketinggian 550 m dpl. sejak Januari sampai Desember 2006. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak ke lompok dengan 16 perlakuan dan tiga ulangan. jarak tanam 20 cm x 20 cm, populasi 100 tanaman/petak. Kultur teknis mengacu kepada SOP (Standar Operasional Prosedur), dengan dosis pupuk kandang 20 ton/ha. Ures SP-36 dan KCI masing-masing 200 kg/ha. Pengamat- an dilakukan pada 10 tanaman per petak pada saat panen (umur 3,5 BST) terhadap sifat morfologi kuantitatif dan kualitatif, hasil herba basah dan kering serta mutu. Perbedaan antar aksesi dianalisis, menggunakan Uji Jarak Ber ganda Duncan (UJBD), Hasil analisis statistik menunjukkan ada keragaman pada sifat mor fologi kualitatif dan kuantitatif, antara lain ukuran, warna dan bentuk daun, jumlah, ukur an dan warna geragih, jumlah bunga per gera gih, panjang dan warna buku, warna hatang berat segar dan berat kering. Aksesi CASI 002 memiliki tangkai dan daun lebih besar dari aksesi lainnya. Sebaliknya aksesi dari Irian Jaya Barat memiliki daun kecil, pendek dan sangat berbeda dari aksesi lainnya. Bobot ba- sah per tanaman dan produktivitas segar ter tinggi diperoleh dari aksesi CASI 011 dan CASI 016, sedangkan bobot kering per tanam- an dan produktivitas terna kering tertinggi di- peroleh dari aksesi CASI 011. Kadar asiatiko- sida berkisar antara 0,15-1,49 %. Senyawa alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, steroid dan glikosida terdeteksi sangat kuat (4+), sedang- kan triterpenoid lemah sampai agak kuat (1+- 2+). Informasi yang dihasilkan diharapkan da- pat dijadikan sebagai bahan pertimbangan da- lam memilih bahan pemuliaan untuk meng hasilkan varietas unggul aVolume XIX Nomer 1 aVolume XIX Nomer 1 a0251 - 0824 aMD0649