02887 2200229 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020001800100100001600118245007200134250000600206260005400212300002800266650003100294650001500325520226300340082001602603084002202619990001602641INLIS00000000000150820240729091722 a0010-0224000478ta240729 g 0 ind  a979-3062-62-21 aGie hok soe1 aOrang orang di persimpangan kiri jalan :bSo Hok Gie /cSoe hok gie a1 aYogyakarta :bBenteng (PT Benteng Pustaka),c1997 a358 Hlm :bill ;c20 cm 4aKisah pemberontakan madiun 4aRak Sastra aKarya yang ada di i tangan Anda sekarang berasal dari skripsi penulisnya untuk mendapatkan ge lar sarjana dari Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra, Uni- versitas Indonesia, Jakarta, pada 1969 dengan judul asli Simpang Kiri dari Sebuah Jalan: Kisah Pemberontakan Madiun September 1948. Setelah naskah ini rampung saya baca, saya mendapat kesan bahwa penulisnya adalah seorang penulis dan sejarawan berbakat. Sa- yang, usianya tidak panjang karena mengalami ke- celakaan sewaktu mendaki gunung dalam usia yang sangat muda (17 Desember 1947-16 Desember 1969). Soe Hok Gie, adik kandung Dr. Arief Budiman, tidak saja sebagai penulis prolifik, tetapi idealisme kema- nusiaannya terasa amat dalam. Karya tentang pem- berontakan PKI di Madiun ini dianyam sedemikian rupa seakan-akan kita membaca sebuah novel sejarah dramatis yang menegangkan. Akan tetapi, pe- nulisnya cukup hati-hati untuk tetap bersikap objek- tif dalam analisisnya sehingga fakta sebagai "sesu- atu yang suci" dalam bangunan sejarah tetap ditem- patkan pada posisi terhormat. Dalam berkisah, Soe Hok Gie tidak pernah membiarkan dirinya terpasung dalam tarikan sikap pro dan kontra. Rasionalitas dan pertimbangan yang jernih merupakan acuan dalam menyusun karya ini. Di halaman akhir dijelaskan ba- gaimana posisi penulis dalam membaca sebab-sebab pemberontakan yang katanya tidak mungkin diberi- kan secara konklusif. Kita turunkan. Mencari sebab-sebab sejarah melalui fakta-fakta telan- jang tidak mungkin. Persoalan "provokasi", "fait accom- pli", "rencana pemberontakan", dan lain-lain tidak menjawab persoalan-persoalan yang lebih fundamen- tal. Persoalan ini hendaknya dilihat dari persoalan-per- soalan ketegangan masyarakat Indonesia (di Jawa) da- lam revolusi nasional. Harapan-harapan yang tidak ter- penuhi dan tekanan-tekanan ekonomi membawa frus- trasi-frustrasi mendalam di seluruh lapisan masyarakat. Dalam keadaan seperti ini, tendensi radikalisme segala pihak akan bertambah, lebih-lebih penyaluran-penya- luran politik dan ekonomi tidak (atau kurang) diberi- kan waktu itu. Radikalisme seperti perlombaan mobil di lereng gunung yang makin lama makin menyempit. Pasti suatu hari roda-roda berputar ini akan bersing- gungan. Dari percikan-percikan api ini, semuanya akan dibakar. a320.509598. a320.509598. GIE o a00000001769