Sengsara membawa nikmat sati sutan tulis text Jakarta PT Balai Pustaka (Persero) 2010 2 ind
text
regular print
vii, 206 Hlm : ilus ; 21 cm
Sastra begitu saja. Ia lahir melalui proses pergulatan sastrawan dengan kondisi sosial-budaya zamannya. Maka, membaca karya sastra hakikatnya membaca keadaan masyarakat dan budaya yang terungkap dalam karya itu. Jadi, sastra menyimpan pemikiran sastrawannya juga. Perjalanan sejarah sastra Indonesia, tidak dapat dilepaskan dari peranan Balai Pustaka. Khazanah kesusastraan yang diterbitkan Balai Pustaka ibarat harta kebudayaan bangsa. Maka, membaca seri sastra adiluhung yang diterbitkan Balai Pustaka ini, tidak hanya sebagai usaha menelusuri kembali jejak masa lalu tentang kondisi sosial budaya zamannya, tetapi juga coba menelisik pemikiran pengarangnya sekaligus. Dengan begitu, kita akan menemukan banyak hal yang sekarang ini mungkin hanya ada dalam catatan sejarah. Dengan pemahaman itu, pembelajaran sastra disekolah dengan memanfaatkan seri sastra adiluhung ini, penting artinya. Kita akan mengetahui jejak sastra Indonesia ke belakang dan perjalanannya sampai ke masa sekarang. Kita juga dapat menyentuh bidang lain: bahasa, sejarah, sosiologi, antropologi, geografi, bahkan juga politik yang berlaku pada waktu itu. Memang, dalam karya sastra-bidang itu-disinggung untuk kepentingan jalinan cerita. Tetapi justru di situlah, sisi lain makna karya sastra menjelma dokumen sosiologis, historis, dan bidang-bidang yang disebutkan tadi. Sekadar menyebut beberapa contoh, simaklah kegelisahan Sitti Nurbaya mengenai statusnya sebagai perempuan pribumi. Bukankah harapannya untuk dapat bersekolah seperti ada benang merahnya dengan semangat Kartini atau Dewi Sartika di Bandung Tulis sutan sati Fiksi Judul Rak Sastra 813 813 SAT s 979-407-360-1 240729 20240729092039 INLIS000000000001506 Converted from MARCXML to MODS version 3.5 using MARC21slim2MODS3-5.xsl (Revision 1.106 2014/12/19)