02313 2200217 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020002200100245012300122260006500245300002700310650003500337650001900372110004900391520160400440082001402044084002102058990001602079INLIS00000000000124320240725080807 a0010-0224000213ta240725 g 0 ind  a978-602-8475-08-21 aStrategi pengendalian penyakit infectious bovine rhinotracheitis (IBR) /cPusat penelitian dan pengembangan peternakan aBogor :bPusat penelitian dan pengembangan peternakan,c2009 a33 hlm :bill ;c21 cm 4aStrategi pengendalian penyakit 4aRak Peternakan0 aPusat penelitian dan pengembangan peternakan aDalam rangka pengembangan ternak sapi di Indonesia, penyakit hewan yang bersifat menular dan mengganggu sistim reproduksi ternak merupakan kendala yang harus segera diatasi. Terganggunya sistim reproduksi ternak akibat infeksi penyakit menular sangat merugikan karena dapat mengakibatkan keguguran, penurunan fertilitas, bahkan kemajiran ternak. Salah satu diantara penyakit menular yang menganggu sistim reproduksi ternak sapi adalah Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR). Hewan untuk bibit harus bebas dari penyakit IBR. Hewan bibit sebaiknya tidak divaksin terhadap IBR, oleh karena itu maka biosekuriti harus diterapkan melalui seleksi pada "hewan baru" yang akan masuk ke kelompok, serta mengindarkan terkontak dengan ternak lain yang tidak jelas status penyakitnya. Hewan produktif yang masih rentan dan berada pada daerah endemik penyakit IBR, maka vaksinasi dilakukan untuk mencegah tertular oleh penyakit IBR dari hewan lainnya yang terinfeksi. Adanya hewan tertular akibat IBR dapat diketahui melalui pemeriksaan serologis, yaitu pendeteksian antibodi dalam serum hewan melalui uji serum netralisasi (SNT). Akhir-akhir ini, diagnostik virologi telah mengalami kemajuan pesat dengan dikembangkan teknik asam nukleat untuk mendeteksi keberadaan virus dalam sampel yang berasal dari hewan, baik yang menunjukkan klinis maupun normal. Hibridisasi asam nukleat dan reaksi berantai polimerase (polymerase chain reaction, PCR) telah dikembangkan sebagai perangkat uji yang sangat ideal dan handal untuk mendeteksi BHV-1 pada sampel karena uji tersebut sangat cepat, sensitif dan spesifik. a636.2.033 a636.2.033 PUS s a00000001422