02652 2200229 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020002200100100001900122245012700141250000600268260006400274300002400338650004400362650001900406520194400425082001502369084002202384990001602406INLIS00000000000100420240725080421 a0010-0124000733ta240725 g 0 ind  a978-602-8475-35-91 aInounu, Ismeth1 aPEMBENTUKAN DOMBA KOMPOSIT MELALUI TEKNOLOGI PERSILANGAN DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU GENETIK DOMBA LOKAL /cIsmeth Inounu a- aBogor :bBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,c2010 aii, 51 hlm ;c17 cm 4aDomba - Komposit, Persilangan - Genetik 4aRak Peternakan aDomba merupakan salah satu spesies ternak ruminansia kecil yang mempunyai peran ganda bagi masyarakat Indonesia, baik dari segi ekonomi maupun sosial, budaya, dan bahkan spiritual keagarnaan Dalam sistem pasokan daging nasional, domba merupakan ternak keempat terbesar setelah unggas, sapi, dan babi. Domba lokal dapat dibedakan berdasarkan tipe ekor, yaitu domba ekor tipis (DET) yang banyak berkembang di Jawa Barat dan domba ekor gemuk (DEG) yang berkembang di Jawa Timur.' DET yang berkembang di Jawa Barat lebih dikenal senbagai domba garut yang memiliki keistimewaan sebagai salah satu domba prolifik dunia yang dikendalikan oleh gen tunggal FecJ. Domba garut telah beradaptasi baik di daerah setempat, khususnya di Jawa Barat. Domba ini termasuk ternak yang mencapai umur pubertas pada usia dini, tidak kawin secara musiman, dapat beranak sepanjang tahun dan bunting kembali sebulan setelah beranak, sehingga potensial memperpendek jarak kelahiran, dan tahan terhadap parasit internal. 267 Pada kondisi peternakan rakyat, domba garut umumnya masih dipelihara secara tradisional dengan skala kepemilikan kecil, dan perhatian peternak dalam penyediaan pakan sangat terbatas. Akibatnya, keunggulan sifat prolifik tidak selalu termanfaatkan. Jumlah anak yang banyak dari seekor induk ternyata diikuti pula oleh tingkat kematian yang tinggi pada periode prasapih. Kalau anaknya hidup semua, laju pertumbuhan domba garut rendah. Selain itu, sistem multiplikasi dilakukan secara tradisional dan alami, sehingga mutu genetik bibit yang dihasilkan rendah dan potensi sifat prolifik tidak termanfaatkan secara optimal. Akibatnya, laju perkembangan domba lokal Indonesia belum optimal. Orasi ini memaparkan strategi peningkatan mutu genetik domba lokal melalui identifikasi gen mayor pada domba ekor tipis, seleksi. dan pembentukan rumpun baru domba komposit menggunakan satu rumpun domba temperate eksotik dan domba rambut tropis. a636.32/.38 a636.32/.38 INO p a00000001271