RESPON PERTUMBUHAN HASIL AKLIMATISASI TIGA VARlETAS TEBU (Saccharum officinarum L.) DI BALAI PENGUJIAN STANDAR INSTRUMEN TANAMAN PEMANIS DAN SERAT (BPSITAS) INAYATI , Siti Nur Universitas Negeri Malang (UM) text Malang 2023
text
regular print
vi,; 55 hlm : ill, ; 29 cm
Universitas Negeri Malang (UM) Metode perbanyakan tebu terdiri dari dua yaitu secara konvensional dan kultur jaringan (Azizi et al., 2017). Perbanyakan tebu secara konvensional berasal dari bagal(batang tebu dengan 2-3 mata tunas yang belum tumbuh). Perbanyakan tebu secara konvensional dilakukan di lapangan sehingga terdapat beberapa kendala. Kendala dalam perbanyakan secara konvensional yaitu waktu tanam dipengaruhi oleh musirn, rawan terjadi infeksi penyakit, dan diperlukan tenaga kerja dalam jurnlah yang banyak (Dinh et al., 2017).Maka perbanyakan benih tebu dapat dilakukan dengan kultur jaringan. Kultur jaringantanaman memiliki pengertian yaitu rnenurnbuhkembangkan bagian dari tanarnan berupa sel, jaringan, ntau organ secara aseptic (in vitro). Dari kultur jaringan akan diperoleh benih yang unggul. Kultur jaringan pada tebu juga rnerupakan salah satu altematif untuk perbanyakan tanarnan tebu yang bebas penyakit (Ullah & Khan, 2022). Selain itu, rnelalui kultur jaringan, tanaman tebu dapat diperbanyak pada setiap waktu sesuai dengan kebutuhan. Hal tersebut dikarenakan faktor perbanyakannya yang tinggi dan tidak tergantung pada rnusim (Durroh, 2019). Akan tetapi, kultur jaringan tanarnan juga memiliki kekurangan yaitu tidak dapat dilakukan oleh banyak orang seperti perbanyakan secara konvensional dikarenakan jika tidak diimbangi dengan fasilitas yang rnernadai akan terjadi kontaminasi (Marpaung et aI., 2019). Tebu 631.527:633.63 631.527:633.63 INA r 240530 20240530100724 20240530100252 INLIS000000000003295 Converted from MARCXML to MODS version 3.5 using MARC21slim2MODS3-5.xsl (Revision 1.106 2014/12/19)