02923 2200241 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008003900059020000600098082002100104084002800125100002900153245020800182260004200390300003500432650002400467650000900491520214200500600001602642250000902658990001402667INLIS00000000000261120220107044446 a0010-0122000001ta220107 | | |  a- a633.61+633.525.1 a633.61+633.525.1 Ang p0 aAngelica, Viola Angelica1 aPemanfaatan Bakteri Selulolitik dan Hemiselulolitik dalam Bioekstraksi Lignin pada Bagasse Tebu, Seresah Tebu (Saccharum officinarum L.) dan Limbah Rami (Boehmeria nivea L. Gaud) /cUniversitas Brawijaya aMalang :bUniversitas Brawijaya,c202 axvii.:148 hlm :bill. ;c21 cm 4aPemanfaatan Bakteri 4aTebu aBeragam komoditas tanaman yang ada di Indonesia seperti tanaman pemanis (tanaman tebu) dan tanaman serat (tanaman rami) sangat berlimpah. Kandungan lignoselulosa salah satunya berupa lignin dalam biomassa limbah tebu dan limbah rami yang mempunyai banyak manfaat. Proses ekstraksi secara biologi ini dikembangkan dengan memanfaatkan agen biologi untuk mengekstrak lignoselulosa. Penelitian ini memanfaatkan kinerja konsorsium bakteri selulolitik dan hemiselulolitik dalam bioekstraksi lignin dengan konsentrasi konsorsium sebesar 0,1%, 0,3% dan 0,5% pada biomassa bagasse tebu, serasah tebu dan limbah rami. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi konsentrasi konsorsium bakteri dan ketiga biomassa tersebut terhadap kadar lignin dan jumlah biomassa yang dikonsumsi oleh bakteri. Kemudian untuk mengetahui perbandingan kadar lignin yang diperoleh berdasarkan metode bioekstraksi dan metode ekstraksi kimia (basa dan klason), dan untuk mengetahui perbandingan wama lignin dan kandungan gugus fungsi lignin berdasarkan hasil FT-IR (Fourier Transform Infra-Red Spectroscopy) yang dihasilkan dari metode ekstraksi secara biologi dan kimia (basa dan klason) dengan lignin komersial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara faktor konsentrasi konsorsium bakteri (0,1%, 0,3% dan 0,5%) dan faktor biomassa (bagasse tebu, serasah tebu dan limbah rami) terhadap kadar lignin maupun terhadap jumlah biomassa yang dikonsumsi oleh bakteri. Jumlah kadar lignin yang dihasilkan pada kedua jenis metode ekstraksi menunjukkan bahwa kadar lignin metode bioekstraksi menghasilkan kadar yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kadar lignin metode kimia (basa dan klason). Karakterisasi lignin berupa warna yang dihasilkan memiliki tingkat kecerahan yang berbeda karena tingkat keasaman yang berbeda pula. Karakterisasi gugus fungsi yang dilakukan dengan alat FT-IR yang terkandung pada lignin metode bioekstraksi hampir menyerupai gugus fungsi lignin komersial, berbeda halnya dengan lignin metode kimia dengan kadar lignin yang tinggi tetapi masih terkandung kontaminan dalam gugus fungsi ligninnya. 4aLimbah Rami a2021 a07.L/I/22