Cite This        Tampung        Export Record
Judul KEBIJAKAN KELEMBAGAAN PERUNGGASAN DI INDONESIA / SJAMSUL BAHRI
Pengarang SJAMSUL BAHRI
Penerbitan Direktorat Perbibitan : Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing
Deskripsi Fisik 4
Subjek KELEMBAGAAN PERUNGGASAN
Abstrak Perunggasan merupakan ujung tombak dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani, dan memberikan kontribusi sebesar 60,73%. Industri perbibitan ayam ras sudah sepenuhnya telah diusahakan oleh swasta, dimasa sumber genetik ayam ras masih tergantung pada impor Grand Parent Stock (GPS) dan sebagian Parent Stock (PS). Selain itu indutri perunggasan ayam ras masih menghadapi kendala belum terkendalinya wabah flu burung, bahan baku pakan yang masih sangat tergantung dari impor, pajak pertambahan nilai PPN) terhadap produk peternakan serta ancaman masuknya chicken leg quarter (CLQ) dari luar negeri. Ternak local (ayam lokal dan itik) merupakan sumberdaya dalam negeri yang diusahakan oleh hampir setiap rumah tangga petani di pedesaan, sangat berperan dalam penyediaan protein hewani bagi masyarakat. Ternak lokal ini diharapkan mampu menjadi komplemen bagi usaha peternakan ayam ras. Kebijakan yang ditempuh adalah mendorong perbibitan ayam ras dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif, biosekuriti, infor
Bentuk Karya Tidak ada kode yang sesuai
Target Pembaca Tidak ada kode yang sesuai

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00000033065 ARTVET1267 Dapat dipinjam Perpustakaan Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Veteriner - Ruang Baca Umum Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000019049
005 20240909111343
007 ta
008 240909################|##########|#|##
035 # # $a 0010-0924000128
082 # # $a ARTVET1267
084 # # $a ARTVET1267
100 0 # $a SJAMSUL BAHRI
245 1 # $a KEBIJAKAN KELEMBAGAAN PERUNGGASAN DI INDONESIA /$c SJAMSUL BAHRI
260 # # $a Direktorat Perbibitan :$b Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing
300 # # $a 4
520 # # $a Perunggasan merupakan ujung tombak dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani, dan memberikan kontribusi sebesar 60,73%. Industri perbibitan ayam ras sudah sepenuhnya telah diusahakan oleh swasta, dimasa sumber genetik ayam ras masih tergantung pada impor Grand Parent Stock (GPS) dan sebagian Parent Stock (PS). Selain itu indutri perunggasan ayam ras masih menghadapi kendala belum terkendalinya wabah flu burung, bahan baku pakan yang masih sangat tergantung dari impor, pajak pertambahan nilai PPN) terhadap produk peternakan serta ancaman masuknya chicken leg quarter (CLQ) dari luar negeri. Ternak local (ayam lokal dan itik) merupakan sumberdaya dalam negeri yang diusahakan oleh hampir setiap rumah tangga petani di pedesaan, sangat berperan dalam penyediaan protein hewani bagi masyarakat. Ternak lokal ini diharapkan mampu menjadi komplemen bagi usaha peternakan ayam ras. Kebijakan yang ditempuh adalah mendorong perbibitan ayam ras dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif, biosekuriti, informasi yang transparan serta sistem pemasaran yang berkeadilan. Untuk unggas lokal kebijakan yang ditempuh adalah perbaikan bibit melalui BPTU, pemanfaatan potensi genetik plasma nutfah lokal, dan pembinaan yang teratur. Peran pemerintah dalam perbibitan ayam ras adalah sebagai regulator, motivator, dinamisator, dan fasilitator, sedangkan dalam perbibitan unggas lokal Pemerintah berperan dalam pelestarian plasma nutfah, penelitian dan permodalan.
650 # 4 $a KELEMBAGAAN PERUNGGASAN
No Nama File Nama File Format Flash Format File Action
1 1267.pdf ARTVET1267 pdf Baca Online
Content Unduh katalog