03222 2200169 4500001002100000005001500021008004100036035002000077082001100097090001100108100001700119245041200136260005800548500240900606700002303015700001403038INLIS00000000000337120240219093116240219 | |  a0010-0521003371 a--/597 a--/5970 aIndraningsih1 aPesticides residues in sera of beef cattle and its possibility to cause residual formation in animal products. = Residu pestisida pada serum sapi potong dan kemungkinan timbulnya residu pada produk peternakan., Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Bogor. 5-6 September 2006,. / Indraningsih ; Yuningsih ; Firmansyah, Rahmat (Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor) /cIndraningsih aBogor :bPusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan aABSTRAK :Organochlorine (OC) and organophosphate (OP) pesticide residues had been detected in forty samples blood sera of beef cattle which where collected from the farmers in Blora and Wonogiri. These samples were analysed using gas chromatography (GC). Total OP residues in sera of Blora and Wonogiri were higher than total OC residues (Blora was 77.062 vs 3.997 ppb and Wonogiri was 64.976 vs 10.549 ppb). While meat, fat and liver samples collected from traditional markets in Blora showed that the total OC residues was lower than OP in meat (10.9 vs 18.5 ppb), but its residue was lower in fat (35.22 vs 4.5 ppb) and liver (0.14 vs 0 ppb). On the other hand, samples from Wonogiri, OC residues were detected in all samples of meat (6.3 ppm), fat (4.95 ppb) and liver (17.5 ppb), but OP residue was only detected in the liver sample (15.6 ppb). These residue levels were below the maximum residue limit (MRL). This result assumed that pesticide residues in blood sera especially OC residues tend to accumulate in animal products. / Sebanyak 40 serum sapi potong telah dikoleksi dari peternakan di Blora dan Wonogiri untuk dianalisis terhadap residu pestisida dengan gas kromatografi. HasilAnalisis menunjukkan bahwa residu pestisida baik golongan organoklorin (OC) maupun organofosfat (OP) terdeteksi pada serum tersebut. Total residu pestisida golongan OP lebih tinggi dari pada golongan OC baik sampel asal Blora maupun Wonogiri yaitu 77,062 dan 3,997 ppb (Blora); serta 64,976 dan 10,549 ppb (wonogiri). Sementara itu, sampel daging, lemak, dan hati yang dikoleksi dari pasar tradisional di Blora menunjukkan bahwa total residu OC pada daging lebih rendah dibanding OP (10,9 dan 18,5 ppb), sebaiknya pada hati (0,14 dan 0 ppb) dan lemak (35,22 dan 4,5 ppb) lebih tinggi. Selanjutnya residu pestisida pada sampel asal Wonogiri, residue OC pada daging lebih rendah dibanding OP (10,9 dan 18,5 ppb), sebaliknya pada hati (0,14 dan 0 ppb) dan lemak (35,22 dan 4,5 ppb) lebih tinggi. Selanjutnya residu pestisida pada sampel asal wonogiri, residu OC terdeteksi pada semua jenis sampel (daging 6,3; lemak 4,95 dan hati 17,5 ppb) tetapi residu OP hanya terdeteksi pada hati (15,6 ppb). Residu pestisida ini masih dibawah nilai batas maksimum residu (BMR) yang diizinkan. Dari hasil penelitian ini dapat diasumsikan bahwa residu pestisida golongan OC dalam serum akan terakumulasi pada produk peternakan.0 aFirmansyah, Rahmat0 aYuningsih