Infeksi Subklinis Avian Influenza H5N1 pada Peternakan Ayam yang Menerapkan Program Vaksinasi text 2015 WARTAZOA Vol. 25 (2), p.75-84 Penyakit Avian Influenza H5N1 telah tersebar hampir di seluruh Indonesia dan masih terjadi sampai sekarang, terutama pada unggas sektor-4 yang biasanya tidak divaksin. Mengingat vaksinasi terhadap virus Influenza tidak menghasilkan sterilizingimmunity dan sumber infeksi masih tersebar di sekitar peternakan, infeksi pada ayam petelur komersial dan pembibitan kemungkinan masih sering terjadi. Karena infeksi pada ayam yang sudah divaksinasi bersifat subklinis, keberadaannya tidak diketahui oleh pemilik atau petugas kandang. Virus terus menerus bersirkulasi pada peternakan tersebut dan merupakan sumber penularan yang laten bagi daerah sekitarnya. Alat uji yang praktis untuk mendeteksi infeksi subklinis pada peternakan ayam yang menerapkan program vaksinasi, yang dikenal sebagai metode Differentiation Infected from Vaccinated Animals (DIVA), belumtersedia di Indonesia. Penempatan ayam sentinel merupakan cara yang sangat sensitif, akurat dan paling sering dipakai, namunberisiko pada Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) H5N1. Metode DIVA berbasis neuraminidase heterologus pernahdiaplikasikan dengan hasil yang memuaskan di Italia, tetapi metode ini sulit diterapkan di Indonesia. Metode DIVA berbasisEctodomain protein M2 virus Influenza (M2e) yaitu menggunakan antibodi terhadap M2e sebagai penanda infeksi, tidak membatasi jenis subtipe vaksin yang hams digunakan. Metode DIVA berbasis M2e ini mempunyai prospek yang sangat baikkarena M2e merupakan domain yang sangat conserved untuk semua virus Avian Influenza dan proporsi ayam yangseroconverted terhadap M2e setelah infeksi cukup tinggi. Tarigan, Simson (Balai Besar Penelitian Veteriner) Avian Influenza H5N1, metode DIVA, neuraminidase heterologus, M2e, vaksinasi ARTVET2083 ARTVET2083 210804 20210804103732 INLIS000000000017810 Converted from MARCXML to MODS version 3.5 using MARC21slim2MODS3-5.xsl (Revision 1.106 2014/12/19)