Penggunaan Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) Pada Vektor Insekta Untuk Menguji Keberadaan Virus Bovine Ephemeral Fever (BEF) Virus text 2015 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Malang 12-14 Agustus 2014. Hlm. 230-238. Teknik reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) telah dikembangkan untuk memonitor penyakit-penyakit yang disebabkan oleh arbovirus yang ditransmisikan oleh vektor. Teknik ini memungkinkan untuk mendeteksi kandungan virus di dalam tubuh vektor suatu penyakit, termasuk insekta Culicoides yang diduga sebagai vektor penyakit bovine ephemer fever (BEF) atau demam tiga hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan deteksi Ephemerovirus pada Culicoides, sekaligus mendapatkan data jenis-jenis spesies Culicoides yang bersirkulasi di lapang. Sampel Culicoides dikoleksi dengan cara memasang perangkap cahaya (light trap) di sekitar kandang sapi pada sore hari. Culicoides yang ditangkap ditransfer ke etanol 80% untuk diidentifikasi dan diklasifikasikan berdasarkan umurnya, yaitu nulliparous (betina yang belum bertelur, abdomennya bersih dari darah), parous (betina yang bertelur sebelumnya, abdomennya terdapat bintik-bintik darah), blood fed (abdomen mengandung darah) dan gravid (abdomen yang mengandung telur). Sebanyak 13 spesies berhasil diidentifikasi dari 500 ekor Culicoides yang tertangkap dan empat spesies diantaranya dalam jumlah banyak, yaitu C. fulvus (22,0%), C. huffi (20,4%), C. oxystoma (16,4%), C. Subg. Trithecoides (15,8%) dan C. palpifer (15,0%). Analysis RT-PCR hanya dilakukan pada C. fulvus (70 ekor), C. huffi (41 ekor) dan C. oxystoma (45 ekor) dengan status parous, blood fed dan gravid menggunakan primer yang didesain dari fragmen gen N ephemerovirus (440 bp). Meskipun hasil sampel Culicoides yang diuji negatif, tetapi kontrol positif dapat teramplifikasi secara sempurna. Pola musiman kasus BEF di wilayah tempat koleksi Culicoides diestimasi dari data kasus BEF di Pusat Kesehatan Hewan di Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Berdasarkan data tersebut, kejadian BEF cenderung meningkat dari bulan Oktober hingga Januari ketika musim hujan dan penurunan kasus BEF terjadi pada bulan Februari-September saat musim panas ketika Culicoides dikoleksi pada studi ini. Wardhana, April H.; H. Sawitri D.; Subekti, D. T. (Balai Besar Penelitian Veteriner); G. Bellis RT-PCR, Bovine Ephemeral Fever, Culicoides, Vektor ARTVET2038 ARTVET2038 211004 20211004101921 INLIS000000000017692 Converted from MARCXML to MODS version 3.5 using MARC21slim2MODS3-5.xsl (Revision 1.106 2014/12/19)