Mengelola peternakan sapi secara profesional Santosa text Depok Penebar Swadaya 2010 Cet. III ind
text
regular print
179 p. : ilus. ; 23 cm
Perkembangan peternakan sapi pedaging di Indonesia saat ini lebih mengarah kepada segi komersial yang pengelolaannya telah dilakukan secara profesional. Sistem penggemukan sapi pun semakin modern karena terpacu oleh tuntutan penyediaan daging yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Keadaan ini merupakan dampak positif dari meningkatnya pendidikan dan pendapatan masyarakat serta semakin selektifnya konsumen. Faktor penunjang lainnya adalah semakin digalakkannya subsektor kepariwisataan yang pada kenyataannya memang menuntut ketersediaan daging berkualitas tinggi. Namun, hal ini tidak didukung dengan ketersediaan bakalan sehingga sampai saat ini Indonesia masih banyak mengimpor sapi dari negara lain. Upaya pemerintah dalam mengantisipasi kenyataan ini sebenarnya sudah bisa dirasakan. Sebagai contoh, daerah Indonesia bagian timur telah dicanangkan sebagai wilayah pengembangan ternak potong, terutama sapi penghasil daging. Sementara itu di Pulau Jawa, pada dekade terakhir ini telah berkembang pula usaha penggemukan pedet. Bahkan dari pedet jantan sapi perah pun (yang dahulu kurang mempunyai nilai selain untuk pejantan), kini kelahirannya sudah ditunggu-tunggu untuk dipersiapkan masuk ke dalam kandang penggemukan. Menghadapi perkembangan positif seperti di atas, jelas sekali diperlukan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) manajerial yang terampil, kompeten, dan profesional. Penjelasan lebih dititikberatkan pada produksi ternak sapi pedaging atau sapi potong, tetapi dalam penerapannya berlaku pula untuk usaha peternakan sapi perah karena pada dasarnya aspek manajemen pengelolaan sapi pedaging dengan sapi perah banyak persamaannya. Undang Santosa di Rak Ruminansia Santosa 599.735.51 599.735.51 SAN m 979-002-335-9 221205 20221205015720 INLIS000000000000054 Converted from MARCXML to MODS version 3.5 using MARC21slim2MODS3-5.xsl (Revision 1.106 2014/12/19)