Fisiologi reproduksi pada ternak Toelihere text Bandung Angkasa 1977 Cet. X ind
text
regular print
327 p. : ilus. ; 21 cm
Paradoks dengan kebutuhan akan produksi peternakan yang semakin meningkat, populasi ternak di Indonesia disinyalir menurun. Disamping pencegahan penyakit dan pemotongan betina yang potensial produktif, maka persoalan reproduksi perlu mendapat perhatian dalam usaha peningkatan populasi ternak. Fisiologiremroduksi sebagai dasar pengetahuan mengenai perkembangbiakan hewan perlu didalami terlebih dahulu sebelum diambil langkah-langkah perbaikan dalam bidang reproduksi. Atas dasar ini dikembangkan pengetahuan mengenai inseminasi buatan (IB), suatu ilmu terapan yang dapat dipakai sebagai alat yang bermanfaat dalam pemulia-biakan ternak. Fisiologiremroduksi dan IB telah dipelajari secara luas pada sapi dibandingkan dengan pada hewan lainnya. Pembahasan dimulai dari perbaikan peternakan melalui reproduksi dan inseminasi buatan, dilanjutkan dengan hormon-hormon reproduksi, organ reproduksi hewan jantan, fisiologi semen, organ reproduksi hewan betina, siklus reproduksi, sel telur mamalia, kelakukan kelamin, fertilisasi cleavage dan implantasi, serta kebuntingan, perkembangan prenatal dan kelahiran, laktasi. Mozes R. Toelihere di Rak Reproduksi Toelihere Fisiologi reproduksi 591.166:636.2 591.166:636.2 Toe f 979-404-478-4 221206 20221206032944 INLIS000000000000033 Converted from MARCXML to MODS version 3.5 using MARC21slim2MODS3-5.xsl (Revision 1.106 2014/12/19)