02492 2200229 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008003900059082001400098084002000112100001300132245014600145260008700291300001900378650001500397700001300412520178100425600001302206600001302219990003002232INLIS00000000000026620221002094849 a0010-1022000007ta221002 | | |  a636.2.034 a636.2.034 PRI p1 aPriyanto1 aProfil Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Luar Jawa (Kasus Dataran Tinggi Kota Padang Panjang, Sumatera Barat) /cPriyanto D, Herawati T aYogyakarta :bProsiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner,c2017 a11 p. :bilus. 4aSapi perah1 aHerawati aPermintaan produk susu secara nasional masih belum terpenuhi, sehingga masih dilakukan impor. Hal tersebut karena usaha ternak sapi perah masih dominan dilakukan oleh peternakan rakyat sehingga produtivitas masih belum optimal. Penelitian tentang profil usaha ternak sapi perah dilakukan di dataran tinggi (Kota Padang Panjang) sebagai langkah kebijakan prospek pengembangan di luar Pulau Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, potensi sumber daya lahan dan kondisi iklim di lokasi memiliki prospek positif dalam pengembangan sapi perah (iklim dingin dan daya dukung pakan hijauan tersedia). Pemeliharaan masih dilakukan secara kelompok (kandang komunal). Pakan hijauan pendukung utama adalah rumput lapangan bersumber dari lahan kehutanan, sedangkan rumput unggul hanya sebagai tambahan. Pakan penguat berupa konsentrat masih sulit diperoleh secara kontinyu dengan harga mahal. Ampas tahu merupakan pakan tambahan utama. Hasil analisis Tipologi Usaha terlihat bahwa proporsi sumbangan hasil usaha ternak sapi perah mencapai 24,93% (menduduki porsi ke-3), setelah usaha tani sayuran, dan sebagai buruh tani. Komoditas tanaman sayuran adalah tanaman unggulan yang memiliki sumbangan terbesar masyarakat, dan wilayah Sumbar sebagai penyuplai sayuran ke provinsi lainnya. Jalur pemasaran susu cukup bervariasi, yakni dominan dilakukan untuk mensuplai cafe-cafe, pedagang olahan susu, dan dikirim ke wilayah lainnya (Riau dan Kota Padang), maupun disetor ke ”Rumah Susu”. Permasalahan pemasaran masih dirasakan khususnya pada saat bulan puasa (cafe-cafe tutup), sehingga sering terjadi kasus susu dibuang yang sangat merugikan peternak, serta cenderung ada pembatasan produksi susu dengan mengurangi pemberian pakan (konsentrat), agar tidak terjadi kelebihan produksi susu.14aPriyanto14aHerawati a00007/102022/H/J/BBPPBATU