02846 2200241 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020002200100082001400122084002000136100001400156245003200170250001100202260005400213300003400267650001500301520222400316600001402540500003102554990001902585INLIS00000000000022620221201033535 a0010-0722000007ta221201 0 ind  a978-602-386-830-8 a612.664.1 a612.664.1 NUR i1 aNurliyani1 aImunologi susu /cNurliyani aCet. I aYogyakarta :bGadjah Mada University Press,c2020 axiv, 305 p. :bilus. ;c23 cm 4akimia susu aSusu merupakan cairan yang pertama kali dikonsumsi oleh setiap anak mamalia setelah lahir. Komponen-komponen susu yang terdiri dari komponen gizi makro dan mikro yang berkualitas tinggi serta komponen bioaktif menjadikan susu sebagai pangan yang hampir sempurna. Nilai gizi susu yang lengkap dan seimbang serta digestibilitasnya yang tinggi sangat cocok dikonsumsi oleh anak-anak, remaja, dewasa, dan orang lanjut usia. Namun, karena adanya perbedaan antara komposisi ASI dan jenis susu lainnya, terkadang menimbulkan respons yang negatif terutama pada bayi dan anak-anak yang mengonsumsi susu sapi, seperti timbulnya reaksi alergi. Selain nilai gizi yang lengkap, susu juga mengandung protein antibodi (imunoglobulin yang bermanfaat sebagai benteng pertahanan terhadap penyakit. Konsentrasi antibodi di dalam susu sapi normalnya rendah, namun dengan kemajuan teknologi konsentrasi antibodi ini dapat ditingkatkan melalui produk-produk susu imun (immune milk). Relevansi konsumsi susu sapi (atau susu dari ternak perah lainnya) maupun susu imun untuk manusia masih sering menjadi pertanyaan karena imunoglobulin yang dominan di dalam ASI dan kolostrum ASI adalah IgA sekretori, sedangkan imunoglobulin yang dominan di dalam susu dan kolostrum sapi berupa lgG. Peran protektion dalam ASI telah didokumentasikan dengan baik, yaitu melindungi bayi terhadap infeksi dan menciptakan respons non-inflamasi terhadap mikrobiota sehingga mencegah peradangan usus. lgG susu sapi juga memiliki sejumlah efek yang serupa, yaitu mengikat patogen yang relevan dengan patogen pada manusia, efek pada fagositosis, dan pencegahan infeksi. Jadi, secara fungsional lgG susu sapi memang memiliki efek pada sistem imun manusia sehingga tetap relevan untuk dikonsumsi manusia, terutama bagi bayi pada periode setelah kelahiran jika ibu tidak dapat menyusui anaknya. Beberapa proses pengolahan susu di antaranya dapat berpengaruh terhadap struktur kimia protein susu sehingga dapat mengubah epitop yang akhirnya berpengaruh pada respons imun tubuh yang ditimbulkannya, baik positif maupun negatif. Dengan demikian, dalam prosesing susu harus menggunakan teknologi yang tepat dan mempertimbangkan tujuan penggunaan produk yang akan dihasilkan.14aNurliyani adi rak Kimia, Laboratorium a00110/072022/H