02022 2200289 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020001800100082001400118084002000132100001300152245006100165250001100226260004100237300003200278650001100310700001300321520128600334600001301620600001301633500002901646990001901675990001901694990001901713INLIS00000000000012320230125014414 a0010-0322000018ta230125 0 ind  a979-006-026-2 a631.879.4 a631.879.4 SIM m1 aSimamora1 aMeningkatkan kualitas kompos /cSuhut Simamora, Salundik aCet. I aJakarta :bAgro Media Pustaka,c2006 aiv, 64 p. :bilus. ;c23 cm 4aKompos1 aSalundik aBeberapa tahun belakangan ini, bahan pangan terutama sayuran yang dibudidayakan secara organik mulai digandrungi masyarakat. Masyarakat menyadari kalau bahan makanan yang dibudidayakan secara organik itu lebih sehat dan lebih aman. Dikatakan lebih aman karena pada bahan makanan tersebut tidak tertinggal sisa pestisida yang mengandung bahan kimia berbahaya. Bertani secara organik berarti semua pupuk dan pestisida yang digunakan terbuat dari bahan-bahan organik, seperti kompos dan pestisida nabati. Kompos menjadi pupuk utama sehingga untuk mengembangkan pertanian organik dibutuhkan dalam jumlah banyak. Kandungan hara kompos terbilang lengkap karena mengandung unsur hara makro sekaligus unsur hara mikro. Namun, jumlahnya relatif kecil sehingga untuk bisa memenuhi kebutuhan tanaman diperlukan kompos dalam jumlah banyak. Keadaan ini cukup merepotkan karena kita harus mengangkut dan menebarkan kompos ke lahan dalam jumlah yang sangat banyak. Karena itu, untuk meningkatkan kandungan unsur hara dalam kompos dilakukan penambahan tepung tulang, tepung darah, tepung kerabang, atau abu hasil dari pembakaran sekam padi. Dengan cara ini, kualitas kompos menjadi lebih baik karena jumlah unsur hara di dalamnya, terutama unsur hara makro (kalsium, fosfor, dan kalium) meningkat.14aSimamora14aSalundik adi Rak Pengolahan, Mesin a2210/BBPP/B/07 a2206/BBPP/B/07 a2208/BBPP/B/07