02694 2200217 4500001002100000005001500021008004100036020001400077035001900091041000700110100002500117700001800142700001900160700002200179245009600201250001900297260002500316300004100341500200000382650009402382INLIS00000000000003520210323091244210323||||||||| | ||| |||| || |  a0852-9612 0010-0321000035 aid0 aCynthia Devy Irawati0 aMustopa Kamal0 aFERRY ARDIAWAN0 aTARIM DIDI ROHADI00aKajian histopologi otak pada pengujian kandungan virus vaksin avian Encephalomyelitis aktif avol.21, P. 1-6 aBogorbBBPMSOHc2014 a8 ill, 4 tables, 9 reff Summary (In) aLesi histologis obat dan gejala klinis digunakan sebagai indikator untuk uji kandungan virus pada vaksin aktif Avian Encephalomyelitis (AE). Tujuan dari kajian ini adalah mengetahui gambaran hispatologi otak pada setiap pengenceran virus dan membandingkan deteksi infeksi virus AE berdasarkan gejala klinis dan lesi histologis. Metode yang digunakan sesuai dengan petunjuk pada FOHI 2007 vaksin AE pengujian Potensi. Vaksin diencerkan secara seri (10-2, 10-3) menggunakan larutan Kalsium dan Magnesium bebas PBS. 40 telur ayam berembrio SPF umur 6 hari dari kelompok yang sama, masing - masing diinokulasikan 0,1 mL enceran vaksin ke dalam yolk sac. Pada hari ke-21 telur ayam divaksinasi kelompok dan kelompok kontrol diamati mortalitas telur dan adanya gejala klinis kelainan AE khas. Konfirmasi pemeriksaan histopatologi sampel otak anak ayam yang menetas dengan menggunakan pewarnaan Mayer Hematoxillin Eosin (HE), dievaluasi dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 10x dan 40x 20x. Temuan histopatologi otak menggambarkan pada pengenceran virus terendah, otak lebih banyak mengalami nekrosis. Perubahan berupa multifocal nekrosis. perivascular cuffing, central chromatolisis, dan degenerasi sel Purkinje pada cerebellum dijumpai pada semua pengenceran. Pengenceran yang lebih tinggi dari vaksin, anak ayam tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas. Disisi lain, lesi histologi pada anak ayam yang sangat berbeda dan didistribusikan secara luas dalam sistem syaraf pusat, terutama di otak, otak besar, otak kecil, dan medulla oblongata. Lesi muncul 2 minggu setelah inokulasi. central chromatolysis dan degenarasi sel Purkinje, lesi histologi khas virus AE, ditemukan dalam semua ayam dengan gejala klinis dan 75% anak ayam tanpa gejala klinis yang jelas. Prevalensi AE pada lesi histologi otak lebih tinggi dibandingkan pengamatan gejala klinis. Hasil ini menunjukkan bahwa lesi histologi otak adalah indikator yang lebih handal pada infeksi virus AE dari pada pengamatan gejala klinis. 0aEggs -- Vaccines -- CHICKENS -- HISTOPATHOLOGY -- AVIAN ENCEPHALOMY ELITIS VIRUS -- BRAIN